12 Mei 2012

Sebuah Sajak tentang Angin dan Api

0 comments

Oleh : Herry Nurdi

Tidak ingatkah kau
Apa alasanku mencintaimu
Atau apa alasanmu mencintaiku
Aku menampung angin
Untuk menggerakkan layarku
Menujumu, satu-satunya pantai
yang aku tahu
Dan kau, membakar hujan
Dengan api rindu yang berkobar penuh
Agar tetesnya tak membuat basah rasamu
Tapi aku terlalu lama
Menghapus keraguan direlung harimu
Tapi kau terlalu lambat
Mengeja setiap kata rindu
Dan kita saling tatap di kejauhan
Tanpa kerjap mata
Hanya saling bertukar pelangi
Yang lahir dari hujan airmata
Kau kata aku salah
Kubilang kau lemah
Kita saling mencari kilah
Tidakkah kau ingat alasanku mencintaimu
Lupakah kau alasanmu mencintaiku
Aku akan mencari lagi angin
Badai jika perlu
Untuk menggerakkan layarku
Kau bakar lagi hujan
Lebih panas lagi jika perlu
Agar kita tahu
Apa yang perlu aku lakukan agar kau tahu mendidihnya hati karenamu?
Dan kau tahu apa yang perlu kau lakukan agar aku tahu membuncahnya dadamu?
Agar kita tahu
Cinta selalu memanggil-manggil
Menanti dengan selendang pelangi
Di ujung hari


4 Mei 2012

Ulama itu

0 comments
Kultwit Spriritual Advisior Granada Bookmart ustad Herry Nurdi (Penulis Buku Perjalanan Meminang Bidadari & Living Islam : Ready Stock)

Ulama' itu...

Ulama itu spt lautan, luas lagi dalam. Dan dia mengirimkan murid-muridnya, spt gelombang..., berterusan tak terputuskan, menuju pantai dakwah

Ulama itu memberikan hidupnya bagi kebaikan umat yg dibimbingnya, dan mempertaruhkan lehernya bagi kezaliman yg dilawannya, semoga

Ulama itu, bersungguh dlm ibadah, tinggi manfaatnya, luas mendalam ilmunya, dan sangat berani pada penyembah selain Allah Ta'ala

Ulama itu dikasihi umatnya, disayangi kaum berilmu, didamba para mujahidin dan digeruni oleh orang-orang yg ingkar dan zalim

Ulama itu, lembut perangainya pd kaum beriman & tegas sikapnya pd orang yg ingkar. Bkn sebaliknya, keras pd saudara tp mesra dgn yg ingkar

Ulama itu tidak saja tangkas saat mengajar di atas mimbar, tapi juga tidak lamban mengatasi persoalan yg sdg menjalar jangkit dlm kehidupan

Ulama: tegas dalam membela kebenaran, gigih dlm memegang kejujuran, dan unggul dalam sikap kasih sayang

Ulama itu zuhud, menganggap emas serupa dengan tanah, memikirkan ajal seolah hadiah yg didamba. Bkn pencinta mobil mewah, astaghfirullah!

Ulama itu mengambil giliran paling belakang ttg hak dan perolehan, tapi berdiri paling depan saat kewajiban dan perjuangan. Bukan sebaliknya

Ulama itu ilmunya menderas bagai hujan jika mengajar. Berterusan spt gelombang dlm pengkaderan. Dan lembut seperti angin sepoi dlm bimbingan

Ulama itu menjadi Allah sebagai hakim tunggalnya, alquran sebagai panduannya, perilaku Rasulullah sebagai kompasnya. Dan umat sbg ladangnya!

Ulama itu selalu memikirkan bagaimana menyemai tanah dan menabur benihnya. Tak pernah berpikir ttg apakah dia ikut menuai dan memanennya

Ulama itu tidak pandai berpura-pura di depan kuasa dan penguasa. Tidak pandai mengeluh ttg dunia. Tidak pandai kagum pada gemerlapnya!

Ulama itu tak mudah tergoda kuasa, tapi disegani penguasa. Lemah lembut pada umatnya, tp keras pd yg zalim dan menista agamanya

Ulama itu mengukur dirinya bukan dr banyaknya follower dan pengikut, tp dr manfaat yg diberikan dan kebaikan yg diwujudkan, lain tidak

Ulama itu akan mengajar dengan sikap dan semangat yg sama, baik di depan 3000 orang ataupun di depan 3 orang sahaja

Ulama itu perahu ilmunya meluncur menerjang gelombang kebodohan, dan bukan malah hilang arah di tengah perairan dangkal

Ulama itu hanya berdiam diri di depan kebenaran, dan agak bergerak ketika berada di depan keburukan dan keingkaran, menolak kemaksiatan

Ulama tak pernah risau di mana tinggalnya, di rumah/di penjara, yg membuatnya risau adalah, bgmn imannya? |gus @iimbaasyir, salam utk abah

Ulama itu mengagungkan sunnah seagung-agungnya, mengangkat pemikiran yg tunduk pada iman, menginjak syahwat buruk sampai ke dasar

Jika orang lain sibuk membangun istana dan mengisinya, ulama sibuk meningkatkan iman dan memperbaiki amal

Imannya paling teguh, lisannya paling fasih, amalnya paling tinggi, kesadarannya paling jernih, sikapnya paling lembut, itu ulama asli

folow on twitter @herrynurdi


2 Mei 2012

Rumah Ukhuwah BKMI Untan : Squad Bidkeu's Note (Tidak dipublish sayang)

2 comments
Sesaat setelah hasil muktamar BKMI Untan yang ke 29 mencapai titik mufakat dan berakhir, MS mengkonsolidasikan formasi kabinet untuk menyukseskan kepemimpinan BKMI Harum Semerbak dibawah komando Dedi Kurniawan, jujur ada perasaan berharap yang menggelayut dihati saya kala itu, berharap untuk berpartisipasi sebagai salah satu aktor yang akan dimanahkan menjadi punggawa di BPH BKMI, harapan saya kala itu ada pada posisi Kabidkeu untuk melanjutkan kerangka kerja Bidkeu era kak Gunarsih di BKMI Cermat. MS BKMI delegasi Iqtishad Bang Syafiq memberikan kabar bahwa kualifikasi saya yang bukan jebolan PMDK 2 membuat proses pengambilan keputusan menjadi alot, hingga keputusan bulat akhirnya keluar juga, saya tetap didaulat untuk mengisi pos Kabidkeu BKMI Untan. Innalillah, ada banyak jenis perasaan yang berjubel menggumpal menjadi emosi yang sulit saya jabarkan kala itu, intinya saya merasa sangat siap mengemban amanah tersebut, InsyaAllah.

Tanpa menunggu lama, saya mencoba mengutak-atik beberapa nama yang terlintas dibenak, sembari terus sharing dengan MS karena saya sedikit diberi kesempatan untuk mencari mitra kerja di Bidkeu, tak lupa juga saya menghadirkan deretan nama-nama tersebut dalam setiap do’a agar hati saya diteguhkan untuk menjatuhkan pilihan kepada mereka, Namun terasa masih kabur. Alhamdulillah ada opsi nama yang sudah disediakan MS yang seolah langsung “klik” dengan intuisi saya kala itu dan squad definitif bidkeu BKMI ditetapkan.

Deretan nama tersebut merupakan garisan taqdir Allah yang menghimpun sosok-sosoknya kedalam suatu tim kerja untuk mengemban amanah melanjutkan laju perjalanan dakwah kafilah BKMI Untan berlabel Harum Semerbak. Dan sekarang saya hendak mengurai sudut pandang saya terhadapa mereka, sebagai eks-Kabid yang memimipin kinerja squad Bidkeu selama satu priode kepungurusan.


 1. Muhammad Arif (FKMI AL-Iqtishad 2009)
Saya menempatkannya sebagai suksesor yang akan menjadi penanggung jawab penuh model aliansi mu’amalah yang coba kami kembangkan di kepengurusan sebelumnya kala masih menjadi staff Bidkeu, sebagi pemantik usaha mandiri yang siap mendanai kebutuhan dana BKMI,  menempatkan Arif untuk mengurusi Aliansi bukan spontanitas, melainkan setelah dia melewati proses pembiasaan dengan menjadi PJ dalam pelaksanakannya di kepengurusan sebelumnya. Arif menurut saya adalah sosok yang bersedia untuk diajak memikirkan hal-hal yang bersifat sistematis, sehingga dengan mudah Arif bisa mengejawantahkan instruksi sistematis tentang mekanisme Aliansi mu’amalah yang coba kami gulirkan. Namun mitra kerja berupa usaha-usaha yang kami ajak kerjasama kurang solid membuat Arif disatu sisi kehilangan kontrol kolektif terhadap Aliansi sehingga membuat kerjanya kurang maksimal, sederhananya kami belum bisa mengekspliotasi Aliansi secara maksimal untuk menghasilkan sebanyak mungkin income bagi BKMI. Namun saya menjadi saksi bahwa Arif adalah tipikal pekerja yang bertahan sampai akhir perjalanan, dan selalu siap dan ada ketika saya harus mendelegasikan wewenang.

2. Gagat Adiyasa  (FKMI Ibnu Sina 2009)
Pertama kali berinteraksi dengan gagat adalah ketika dia menjadi CO Danus PanPel Muktamar ke 29, sebagai alumni PMDK 2 yang masih fresh, gagat didaulat untuk mengisi pos tersebut. Dan saya ditempatkan sebaga SC Danus, maka jadilah kami bahu membahu bekerja sama untuk menyukseskan penyelenggaraan Muktamar ke 29. Catatan inilah yang menjadikan Gagat sebagai bagian dari squad Bidkeu BKMI Harum Semerbak, ketika bergabung,  saya sudah membuka ruang bagi Gagat untuk bersegera unjuk gigi dalam pelaksanaan Program Unggulan kami, yakni Gema Dinar Dirham, dan Gagat mengemban tugas dengan sangat baik. Bidkeu BKMI menyerahkan tanggung jawab program unggulan ini kepada Gagat sepenuhnya dengan tetap disupport oleh team yang lain dari belakang, kala itu kami membentuk forum Bidkeu yang berasal dari Bidkeu dari 9 LDF lalu kami memutuskan untuk membuat agenda bersama dan semuanya dibawah komado Gagat. Dalam kesibukannya yang berkutat dengan system perkuliahan modul yang rapat, Gagat masih menyempatkan untuk berpartisipasi di beberapa agenda internal BKMI, dan saya harus memahami posisi Gagat yang memikul beban perkuliahan kedokteran yang cukup berat.  Dan Alhamdulillah Gagat masih bersama kami, squad Bidkeu hingga akhir perjalanan kepengurusan.

3. Eka Yuningsih (FKMI AL-Iqtishad 2008)
3 tahun karir struktural saya di dakwah kampus, semuanya satu amanah dengan Eka, sehingga tak butuh waktu untuk menyesuaikan kinerja dengan eka. dimulai dari sama-sama sebagai staff bidang keilmuan IQ, berlanjut menjadi staff Bidkeu BKMI Cermat dan sama-sama bergabung ke squad Bidkeu BKMI Untan Harum Semerbak, dalam 3 tahun berkarir diranah yang sama, tidak sekalipun saya mendapati eka mengeluh apalagi marah, dan eka pun sangat memahami cara kerja saya yang konon kata beberapa org “unpredictable”, Eka adalah profil ADK yang ideal, “Multitasker”, teladan terbaik untuk soal tawazun. Dalam karir dakwahnya, Eka selalu menjabat di banyak posisi, dan semuanya dijalani dengan tuntas dan excellent. Disamping itu untuk urusan kuliah, Eka menjadi mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program studinya dengan cepat dan lulus dengan IPK Sempurna 4,00.   Kepakarannya di bidang akuntansi menempatkan BKMI sebagai LDK dengan laporan yang paling auditable, standarized, akuntable dan tentu saja professional. Semua item dalam laporan keuangan Bidkeu tahun ini dirancang dan disusun dengan ilmu akuntansi. Eka menjadi sangat lihai dalam hal mengatur arus kas yang ada di BKMI, semua transaksi keuangan dicatat dengan sangat teliti dan detail meski dalam aktivitas yang sangat dinamis sekalipun, profesionalitas seperti inilah yang menjadikan Bidkeu BKMI amanah ditinjau dari berbagai sudut.

4. Tika Novianti (LDSI AT Tarbawi 2007)
Mba tika adalah eks mentri BEM FKIP era Isak Qodari yang hijrah ke BKMI Untan, dan kehadiran mba tika dalam tubuh squad Bidkeu dalam sekejap mampu menjadi second leader setelah Kabidkeu. Jujur, selama priode kepengurusan, saya sangat bergantung dengan mba tika dengan kekhasan kerjanya yang sangat lihai dan padu dalam “menata-kendalikan” Arus keuangan BKMI. Tidak hanya itu, ada banyak tugas-tugas strategis yang bisa dilaksanakan tika dengan sangat rapih dan tuntas. A good finisher! Sebagai seorang Guru, mba tika bisa menempatkan dirinya menjadi tauladan yang baik disela-sela kerja BKMI. Dan tidak jarang BKMI memanfaatkan kas tabungan pribadi mba tika untuk membayar kebutuhan mendesak BKMI, yang InsyaAllah diganti kemudian oleh BKMI. Saya menggambarkan bahwa mba tika berhasil menjalankan perannya untuk mengawal Bidkeu dari internal, saya yang bertipe ekspansif dan suka bermain di ruang eksternal menjadi seimbang dengan kehadiran mba tika yang bertipe balancer (penyeimbang). Dan hingga akhir perjalanan kepungurusan ada banyak karya dan peran startegis yang  diemban mba tika untuk memback-up segala kinerja Bidkeu dari dalam, seperti sumbangsing pemikiran , kerja, dan determinasi beliau dalam penggalangan dana untuk pembangunan sekre 2 lantai BKMI. Terakhir mba tika menjadi komandan dalam penyelesaian LPJ Bidkeu beserta slide persentasinya yang mendapat apresiasi banyak orang atas keteraturan dan kerapiannya.

5. Siti Sawerah (FKMI Ulul Albab 2007)
Saya mengenal siti sebagai fundraising ulung, dengan sentuhannya FKMI Ulul Albab menjadi sangat konsisten untuk mengejar pendapatan diluar dana kelembagaan. Beragam komoditas didagangkannya mulai dari Sayur organik, jamur tiram, hingga roti, bakat seperti ininyalah yang jujur tidak saya aktualisasikan dengan maksimal ketika siti bergabung di squad BKMI, saya khilaf dan terlalu lama menahan kesempatan bagi siti untuk segera menunjukkan kelasnya sebagai niagawan ulung. Namun itu semua saya ambil dengan pertimbangan siti yang harus berkonsentrasi mengurusi penelitiannya yang sebagian besar dilaksanakan di daerah, maka dengan sangat hati-hati saya tidak memberikan beban kerja yang besar, namun saya melihat ada satu kelihaian yang masih bisa diaktualisasikan dalam diri Siti ketika berada di Bidkeu yaitu “kaderisasi fundraising” , ketika siti meninggalkan UA , dia mewariskan system kerja, kader, dan semangat yang dilanjutkan oleh junior-juniornya. Sesuatu yang jarang bisa dilakukan oleh aktivis yang cemerlang dan siti berhasil menjadi andil besar sabagai peletak dasar konsep fundraising di UA, dan menurut saya dia adalah legenda fundraising di dakwah kampus Untan. Hingga akhir perjalanan kafilah BKMI, Siti masih sesekali aktif di agenda internal dan Alhamdulillah istiqomah hingga akhir kepengurusan.

Demikianlah sudut pandang saya sebagai kabid mereka, dengan segala kekurangan saya menyampaikan maaf yang tak terhingga atas kekeiruan selama memimpin ikhwah fillah sekalian.

Terima kasih banyak atas dedikasi, determinasi dan semangat kalian semua dalam bekerja, Allahlah sebaik-baik penilai. Semoga tulisan ini bisa menjadi warisan yang baik bagai penerus yang akan mengisi pos yang telah kita tinggalkan.

“Melewati 2 tahun yang hebat di BKMI, kami belajar banyak. keteladanan yang diwarisi oleh para pendahulu DK Untan, kebesaran jiwa para aktivisnya, persaudaraan yang dibangun diatas pondasi aqidah, mengekalkan semuanya dalam benak, tidak bisa dilupakan.

2 tahun di BKMI , 2 tahun penuh dedikasi daripada pengurusnya. dan sebagai pribadi, saya merasa beruntung bisa diberi kesempatan berinteraksi dengan DK dan menjadi pelaku dengan segala keterbatasan dan kekurangan serta bekerjasama dengan sosok-sosok yang luarbiasa

afwan minkum bagi yang pernah dizholimi pikiran dan perasaannya. sampai berjumpa di masa mendatang dengan kondisi yang lebih baik dan tetap istiqomah dijalan Allah. semoga kelak kita dihimpun di syurganya. Aaamiin”

#Rabithah

Abdul Qodir Jaelani
Demisioner Kabidkeu BKMI Untan 2011-2012

Tiba juga waktu dibebas tugaskan secara de jure dari Dakwah kampus : D

26 April 2012

Rumah Ukhuwah Bkmi Untan : Rihla’s Note

0 comments



Jelang sehari sebelum waktu yang telah direncanakan, konsep agenda rihlah dibahas di syuro BPH untuk mempertemukan muara semua gagasan rihlah yang berisi , bermanfaat serta selaras dengan tujuan yang telah dirumuskan : mengikat ukhuwah antar sesama dalam bingkai refreshing.

Disepakati untuk berkumpul disekre BKMI Untan pukul 06.00 WIB dengan masa tunggu satu setengah jam dan berangkat di pukul 07.30, total 7 ikhwan dan 17 akhwat dengan formasi 2 motor ikhwan paling depan dan 2 motor ikhwan sisanya paling belakang, adapun semua motor akhwat berada ditengah-tengah. Amir shof rihlah ini langsung oleh kepala BKMI Untan : Dedi Kurniawan, yang mengambil formasi motor paling depan, diikuti saya dan hamidi di tempat kedua lalu barisan akhwat dan paling belakang Kabid SPK dengan staffnya Hamditika dan Staff kaderisasi Andi Saputra beserta Kabid ADK , Catur.

Bentang waktu yang dihabiskan untuk sampai ketempat tujuan sui kakap adalah sejam, hingga tiba disebuah pasar bercirikhas multikultur beserta hiruk-pikuk transaksinya, sekejap saja kafilah rihlah BKMI menjadi pusat perhatian karena bilangan orangnya, perbedaan cara pakaian serta ciri khas mahasiswa, semua motor diparkir di satu tempat lalu kafilah beranjak ke tepian sungai untuk menunggu jemputan sampan, diujung sapuan pandangan saya melihat ada jembatan yang menyilang dengan tulisan cina dan melayau : “Jembatan 7 pusaka”

Fikriah dan manda menyempatkan untuk bertransaksi jagung sebagai bekal untuk dibakar bersama ditempat tujuan : Tanjung Shaleh, begitupula Dedi Zainullah dan Andi Saputra yang mencari pancingan. Hingga sampan yang dinanti tiba, satu persatu kami menaiki sampan, 1 sampan ikhwan dan 2 sampan untuk akhwat (tentu saja dengan penjagaan masing-masing 1 ikhwan ditiap sampannya), sampan melaju pelan melintasi sungai dengan riak kecil yang mengindikasi kedalamannya, menjadi heboh dengan irama histeris dari akhwat yang bersahut-sahutan setiap kali sampan bergoyang.


Saya sendiri yang berada di sampan ikhwan, mulai mencoba bertingkah seperti Traveler muslim legendaris “Ibnu batutah”, sarung yang sebelumnya saya kalungkan dileher berubah menjadi sorban yang bertahta dikepala, kesempatan langka berada diatas sampan ini tidak saya sia-siakan untuk melatih keseimbangan kaki saya yang patah beberapa bulan lalu, saya beridiri di setengah perjalanan dan mencoba terus berdiri seimbang diatas sampan yang bergoayang-goyang. 

Sebentar saja, sekitar 15 menit sampan berhasil menepi ketempat yang dituju. Sebagai basecamp adalah rumah seorang senior akhwat BKMI 2004 : Kak Salmah, seolah semua entitas atas izin Allah pada hari itu berkonspirasi untuk menyukseskan rihlah penuh makna dan berkesan yang kami selenggarakan. Saat tiba, sholat Dhuha menjadi amal pertama dari setiap pengurus , setelah sholat semuanya mengambil peran , semua ikhwan kecuali saya dan Dedi Kurniawan menuju ke tepi sungai untuk memancing. Sebagian akhwat memasak di dalam dapur rumah, sebagian lagi membantu saya dan Dedi Kurniawan menyiapkan prosesi pembakaran jagung & ikan.

Suasana menjadi makin ramai ketika ikhwan yang memancing menemukan banyak ikan, diputuskanlah pembakaran jagung di handle akhwat sepenuhnya, dan saya menjadi pengangkut ikan dan dedi kurniawan “menyiangnya”. Ikan yang didapatkan berjenis-jenis, tapi jujur saya tidak tahu namanya. Ada sekitar belasan ikan yang besar serta banyak ikan kecil-kecil yang berhasil terpancing.

Ikan hasil tangkapan, langsung dikonversi akhwat menjadi ikan bakar yang siap saji, pada saat yang sama saya berganti peran lagi menjadi tukang kupas kelapa, yang selajutnya menjadi bagian hidangan minuman segar untuk ditenggak para ikhwan pemancing. Sesuai waktu yang ditentukan, hidangan makanan yang dimasak akhwat di dapur, jagung , ikan bakar, serta air kelapa muda dingin lengkap dengan isinya selesai tepat waktu, semuanya berkumpul kedalam rumah, akhwat melingkar sendirian dan ikhwan melingkar sendirian, dan semuanya makan siang, laziiz jiddan!


Waktu dzuhur masuk, ikhwan bergerak ke surau untuk menunaikan kewajiban, agenda dilanjutkan dengan taujih serta sharing kepengurusan. Ditemukanlah tempat di pinggir belantaran sawah yang hijau menguning dibawah pepohonan rindang dengan tiupan angin spoi-spoi karena berdekatan dengan lepas pantai.  Andi Saputra menjadi pemberi taujih, setelah itu masuk sesi sharing pengurus yang berisi nasehat kebaikan, permintaan maaf serta rekomendasi internal untuk kepengurusan berikutnya ditemani jagung bakar dan kue bolu, sharing berjalan lancar, sesekali hening, dan mendadak menjadi lucu. Saat sesi sharing selesai  (Bersambung)

NB : Sila disambung dengan perspektif masing-masing, ana kehabisan kata-kata : )

18 Februari 2012

Tepis Galau ,Tunjuk satu Bintang, Segera, tunggu apalagi!

2 comments


Masa mengurung harapan, karakteristik harapan ini justru sejalan dengan perasan cinta yang tersemat di hati kita, dan dia senantiasa berubah bentuk dan rasa, seolah ini sudah menjadi fitrah, dan bertumbuh manakala berdekatan dan ada intensitas kontak yang memicu reaksi kimia jiwanya!

Hal ini juga pernah diungkapkan oleh Quraish Shihab bahwa : "Cinta tidak hidup di hati saja. Ia berpindah antara hati dan akal, dan bisa hilang di jalan jika letaknya berjauhan."

Namun, apa yang hendak diungkap disni ialah, seringkali yang menjadi sumber pesona itu kasat mata, dan ini yang sering menjadi alasan terkuat untuk mencintai padahal , Tahukah sahabat bahwa : Cerita hidup yang rumit, ketahanan dalam keterbatasan, serta ketegaran dalam nestapa menjadi pesona tertinggi yang paling memikat dari seseorang! Dan ini tidak kasat mata, hanya “mekanisme langit” yang menggiring dua jiwa yang “setara” untuk dipertemukan , untuk saling berpadu!

Cara terbaik mengejarnya adalah dengan menshalehkan diri sesegera mungkin!

Seperti halnya kekuatan obsesi cinta Abu Thalhah yang mengerakkan karena terpicu pesona Ummu Sulaiman, hasilnya ? Lahirnya keturunan yang Haamil Qur’an (bukan hanya rijaal yg berkapasitas penghafal, tapi mereka sudah seperti al Qur’an berjalan karena ayat-ayat qur’an sudah sinergi dalam fikir, gerak, dan rasa)

Deskripsi belahan jiwa yang paling kita dampa sudah ter-narasi jelas dalam diri kita semua, percayalah!

So, Jangan habiskan waktu memikirkan orang-orang yang tidak menaruh namamu di hatinya.

Bangunlah, Bergeraklah, siapkan semuanya untuk meretas jalan meminangnya meski dengan transaksi yang tertinggi!

14 Februari 2012

Pontianak begerak via tugu Diguilis #GerakanMenutupAurat

0 comments


Yang Tergerak, mengangkat beban, mengambil peran, Penetrasi di Garda terdepan 3 Syabab (pemuda) : Kharis Tafadhal , Edo Kaito, Hamdy Tafadhal ! (Nama FB)

Membagikan stiker propaganda Hijab & selebaran berisi seruan persuasif yang berisi ajakan untuk membuka mata dunia bahwa ada yang harus dibenahi dari moralitas generasi muda kita.

Budaya, tradisi, sosial kemasyarakatan hingga peradaban yang dibangun harus berada di atas nilai-nilai kebenaran. Tidak ada relativisme kebenaran yang hanya melahirkan kebingungan intelektual.

Budaya menjadi bagian dari pemahaman seseorang terhadap nilai-nilai yang dianut. Budaya yang merusak akan melahirkan generasi yang rusak. Dengan adanya gerakan tutup aurat ini menjadi bentuk perlawanan terhadap budaya yang tidak dibangun atas prinsip kebenaran wahyu.

Kameramen : Hasbi Al-Istiqomah, Pram Aza, Mulyo Widodo (Nama FB)

 
Pada Aksi Gerakan Hari Menutup Aurat Internasional di Tugu Diguilis Pontianak sore tadi ada banyak pengguna jalan khususnya Ibu-Ibu dan Wanita-wanita berjilbab yang ngasih jempol sebagai apresiasi mereka atas "perasaan prihatin & keinginan menasehati" mereka yang terwakilkan dengan pesan yang tertulis di spanduk yang dibentangkan :Tutupi Aurat, Jauhi Zina, Dekati Surga!

Kepada yang turun aksi Takbirrr!!! : Robyansyah Roby, Pram Aza, Kharis Tafadhal, Hamdy Tafadhal, Edo Kaito, Hasbi Al-Istiqomah, Mulyo Widodo, Gerai Rabbani Pontianak (Nama FB)



11 Februari 2012

Bilakah Cinta sudah tidak berjarak

0 comments


Dengan cinta, Jarak menjadi relative, sore ini saya terlibat percakapan via sms dengan Ustad Zamroni Ahmad untuk mempertimbangkan seorang Akhwat yang cukup jauh dari tempat saya tinggal, dan belum pernah saya temui. Ustad Zam meminta saya untuk mempertimbangkan akhwat tersebut agar dijadikan Istri, namun saya menjawab singkat, 

“Jaraknya terlalu jauh ustad, saya belum tergerak untuk mengikhtiarkannya, disamping itu saya juga belum pernah bertemu dengannya“

Saya sendiri belum mempertimbangkan apa-apa soal ini, meski rencana untuk menyegerakan pernikahan sudah ada, kita lihat saja perkembangan selanjutnya, entah suatu saat, dengan siapakah saya akan menikah, Allahu 'alam!


Namun kali ini saya hendak membagi nasehat dari ustad Zamroni yang menurut saya sangat kuat dan mengerakkan, terkait bagaimana logika Cinta memandang Jarak dan Waktu :

“Teman ana org Australia, istrinya org Bogor, Toh Nyambung juga!”

“Ada lagi teman ana orang Yaman, Istrinya orang Bogor”

“Ada juga keluarga ana orang Maros, ketemu dengan Akhowat Bandung, ketemuannya di Aceh”

“Idzan (oleh Karen itu), Jangan Jadikan jarak sebagai kendala Bung!”

“Kalau jarak menjadi alasan, maka itu tidaklah ma’qul, kecuali jika RASA itu benar-benar belum terbit, maka jarak sehastapun takkan membuat lirikan matamu tergerak menerpanya.”

“Sebaliknya, sejauh apapun dari mata memandang, tetaplah sayap-sayap Cinta akan membawamu terbang menembus dingin-dingin angin, hingga tiada satu hijab antara jiwamu dan jiwanya….”

“Itu apabila RASA itu telah terbit di ufuk timur cinta!”