3 Januari 2016

Sebuah Zawiyah di Bengkarek

1 comments
Laporan Penyaluran Dana Waqaf Pembebasan Lahan Pondok Salaf Al Furqon Dusun Bengkarek

Alhamdulillah tunai sudah amanah penyaluran dana wakaf senilai 41.700.000 untuk pembebasan lahan pondok salaf Al Furqon dusun Bengkarek.

Perjalanan ini merekam banyak peristiwa menggugah tentang dedikasi para Pengurus Lembaga Al Furqon dalam menyalakan suluh, cahaya ilmu di pelosok daerah yang terisolir dari kota.

Medan yang harus dilalui untuk sampai ke tempat ini sangat berat jika dilalui lewat jalur darat, yakni sejauh 73 km yang jalannya masih berupa tanah liat sempit , diapit selak belukar dalam hutan tanpa petunjuk arah yang jelas.

Karena rumitnya medan tempuh tersebut, maka kami memilih jalur sungai untuk sampai ke lokasi. Sungai yang kami telusuri adalah sungai Ambawang yang jarang dilalui alat transportasi air. Sangat sepi dan alami.

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih sejam kami tiba di Bengkarek dan memutuskan untuk menginap semalam sekaligus menyegerakan transaksi pembebasan lahan ke pemilik tanah.

Pondok salaf yang kami bebaskan terdapat dalam dokumentasi berikut seluas kurang lebih 5000 m persegi. Di atas lahan tersebutlah berdiri 7 bangunan pendopo yang terbuat dari kayu bekas. Santri yang mukim sebanyak 22 orang.

Pondok salaf ini menerapkan metode belajar klasik , talaqqi. Mengkaji kitab face to face dengan gurunya. Pondok salaf ini membuat 3 jenjang pendidikan.

Setahun pertama, para santri ditargetkan menguasai qawaaidul nahwu wa sharf sehingga mampu membaca kitab turats yang tanpa syakal, alias kitab kuning gundul.

Tahun kedua, para santri mendalami Ushul Fiqh, memahami kaidah istidhlaaal pengambilan dalil dan istinbathul hukmi, memahami kaidah pengambilan keputusan hukum pada suatu permasalahn fiqih.

Dan ditahun ketiga para santri akan diajarkani ilmubalaghah, ilmu tentang sastra arab dan ilmu  ilmu logika.

Para santri ini diproyeksikan untuk menjadi kader muballigh dengan kelilmuan yang mapan khas ulama salaf untuk membimbing umat di kampung mereka.

Maka benarlah bahwa pohon kebesaran hanya tumbuh subur di lahan yang disirami oleh tinta ulama dan darah syuhada.

Pondok salaf yang kita bebaskan ini adalah pondok kader, maka tempatnya harus jauh dari hiruk pikuk dunia agar lebih fokus.

Terima kasih Abang Kakak atas partisipasinya dalam proyek waqaf ini. Terima kasih  kepercayaa Abang Kakak sekalian.

Nantikan proyek waqaf selanjutnya. Adapun cuplikan video perjalanan kita kali ini InsyaAllah akan tayang lengkap di Mujahidin MadaniTv.

Demikian laporan kami.
H.M.Nurhasan, SE
Abdul Qodir Jaelani, SE
Roni Ramadhan, SEI