4 Januari 2013

Didikan membekas pada seorang anak

0 comments
Ada cerita menarik dari seorang Guru. Beliau pimpinan sekolah Al Izzah di Bekasi, Pak Dimas namanya.
 
Kisah nyata yg disampaikannya begitu menggugah.

Seorang anak mendapatkan ilmu tentang shalat dan ciri orang munafik dari seorang gurunya, dan itu tertanam dalam. Sang guru mengatakan, ciri orang munafik adalah susah shalat jamaah isya dan juga subuh di masjid. 

Sang murid tidak ingin jadi munafik. Untuk shalat isya, dia masih bisa melaksanakannya berjamaah dengan baik, karena masih sore dan masih terjaga. Tapi untuk shalat subuh, ini dia yang menjadi sangat berat baginya. Ayah dan ibunya tidak shalat, dan tak bangun sama sekali saat subuh. Jam wekker dia tidak punya, sementara ketakutannya dimasukkan golongan munafik semakin membuncah di dada anak kecil ini.
Maka untuk mengatasinya, dia berjaga, begadang menunggu subuh tiba untuk menunaikan shalat berjamaah.

Tapi saat subuh tiba ,ternyata diluar rumah masih gelap gulita & dia takut untuk keluar ke masjid sendirian.
Di saat itulah anak ini mendengar suara langkah kakek-kakek dengan tongkatnya, melintas di gang depan rumahnya, menuju ke masjid utk berjamaah.
Untuk beberapa lama anak kecil ini menumpang jalan di belakang kakek tua tadi, tanpa sepengetahuan sang kakek. Sepanjang subuh
Sampai suatu hari, kakek ini tidak melintas lagi. Dari suara TOA masjid terdengar siaran kabar duka. Kakek Subuh itu telah meninggal dunia.
Pagi itu anak kecil yg menjaga shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya, menangis sejadi-jadinya. Dia merasa sangat kehilangan.

Kematian kakek subuh itu meninggalkan luka yang dalam di hatinya. Sedih banget rasanya. Ayah-Ibunya heran dan bingung, mengapa anaknya menangis demikian rupa padahal sang kakek tidak memiliki pertalian darah.

Didesaknya sang anak dengan segala pertanyaan, mengapa menangisi kakek yang tidak mereka kenal sebelumnya. Mengapa menangisi kematiannya?
Sang anak lalu dengan kesal menjawab, "harusnya bukan kakek itu yang meninggal. Harusnya bapak saja yang meninggal!" Kedua ortu ini shock!
 
Ayahnya kaget mendengar jawaban anaknya yang justru mengharapkan kematian dirinya.
Lalu pada sang ibu anak ini bercerita : Tentang betapa setiap subuh kakek ini menolongnya tanpa sadar utk pergi ke masjid dan shalat jamaah. Sementara ayahnya masih tidur terlena, Dia marah pada ayah dan ibunya, yang tak memperhatikan bahkan meninggalkan shalat selama ini. Dan tak takut akan neraka.
Disadur dari Tweet Ustad @herrynurdi