2 November 2011

Teka Teki Padanan

0 comments
Bismillahirrahmaanirrahiim

Inspirasi tulisan  ini hadir setelah penulis mengikuti kuliah zuhur yang diisi oleh ustad Herry Nurdi di Masjid Raya Mujahidin dan juga sebagai bentuk sharing penulis berkaitan dengan datangnya momen istimewa ummat islam di bulan Dzulhijjah yaitu Ibadah Qurban momen berbagai antar sesama

Saya ingin memulai dengan sebuah teka teki padanan, kita tahu bahwa Allah menciptakan segalanya berpasangan dan semuanya memliki padanan yang saling melengkapi dalam menjaga keseimbangan dan keserasian kehidupan. Sunnatullah ini tidak pernah pernah berubah, Segala upaya perlawanan terhadap sunnatullah hanya akan mendatangkan nestapa dan mengundang kehancuran.

Kita mulai teka teki padanan ini dari 4 pertanyaan berikut :

1. Apakah padanan dari tertawa atau kesenangan ?

Jawabannya adalah menangis atau kesedihan

2. Apakah padanan dari kematian?

Maka jawabnnya adalah kehidupan

3. Apakah padanan dari laki-laki?

Maka jawabannya adalah perempuan

4. Pertanyaan terakahir, Apakah padanan dari Kekayaan ?

Maka serentak kita akan menjawab KEMISKINAN

Mari kita menguji jawaban-jawaban kita tadi dengan Firman Allah SWT yang termaktub dalam Surah An Najm ayat 43-48

Au’duzubillahi Mina Syaithooni Rajiim

-٤٣- وَأَبْكَى أَضْحَكَ هُوَ وَأَنَّهُ
[43] Dan sesungguhnya Dia-lah yang Menjadikan orang tertawa dan menangis,

Ayat ini membenarkan jawaban kita yang pertama

-٤٤- وَأَحْيَا أَمَاتَ هُوَ وَأَنَّهُ
[44] Dan sesungguhnya Dia-lah yang Mematikan dan Menghidupkan,

Ayat ini membenarkan jawaban kita yang kedua

-٤٥- وَالْأُنثَى الذَّكَرَ الزَّوْجَيْنِ خَلَقَ وَأَنَّهُ
[45] Dan sesungguhnya Dia-lah yang Menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan,

Ayat ini membenarkan jawaban kita yang ketiga

-٤٦- تُمْنَى إِذَا نُّطْفَةٍ مِن
[46] Dari mani, apabila dipancarkan,

-٤٧- الْأُخْرَى النَّشْأَةَ عَلَيْهِ وَأَنَّ
[47] Dan sesungguhnya Dia-lah yang Menetapkan penciptaan yang lain (kebangkitan setelah mati),

-٤٨- وَأَقْنَى أَغْنَى هُوَ وَأَنَّهُ
[48] Dan sesungguhnya Dia-lah yang Memberikan kekayaan dan kecukupan.

Dan ayat ini menyadarkan kita bahwa padanan kekayaan bukanlah “kemiskinan” melainkan “kecukupan”.

Ternyata kita salah, pemahaman bahwa pasangan kekayaan adalah kemiskinan adalah salah, pasangan sebenarnya adalah kecukupan. Atau dalam bahasa Qur’annya disebut  وَأَقْنَى (Aqnaa) atau dikonversi menjadi sifat Qana’ah yang menurut arti bahasanya adalah merasa cukup dan secara istilah qana’ah merasa cukup atas apa yang dimilikinya. Sikap qana’ah didefinisikan sebagai sikap merasa cukup dan ridha atas karunia dan rezeki yang diberikan Allah Swt.

Ternyata Sunnatullah tidak mengenal terminologi kemiskinan, padanan kekayaan yang dituntunkan islam adalah kecukupan atau Qana’ah, sehingga ketika sifat Qana’ah jauh dari umat manusia maka akan menstimulus kemiskinan komunal yang memberi efek berganda, disparitas ekonomi (kesenjangan ekonomi) kekayaan berputar di segelintir orang saja. Maka banyak Simbol-simbol keserakahan berdiri angkuh baik yang bersifat materialis maupun yang filosofis.

Keserakahan membuat penguasa-penguasa diktator di Negara-negara arab dan afrika yang baru saja terguling mendatangkan gurita kemiskinan yang akut di neger-negeri muslim. Keserakahan tersebut tidak berhenti sampai disitu saja, ketika kekuasaan mereka tergulingpun Istri ben ali membawa lari 1,5 ton emas, anak Ghadaffi melarikan 2 ton emas. Ketika berkuasa Qadaffi mengumpulkan kekayaan sebanyak 160 milliar  dollar jumlah yang fantastis yang cukup memberi makan umat manusia se asia tenggara selama berminggu-minggu.

Kita bisa menengok yang terjadi di negeri kita Indonesia betapa pemimpin-pemimpinnya dikuasai sikap serakah sehingga negeri ini belum juga keluar dari kubangan kemiskinan.

Seorang mantan pengacara Mohandas Karamchand Gandhi yang dikenal dengan perlawanannya terhadap kolonialisme sehingga dijuluki Mahatma Gandhi pernah berucap :

“Seluruh hasil bumi cukup untuk memberi makan manusia di seluruh
dunia. Tetapi tidak cukup, bahkan untuk memberi makan satu orang saja
yang serakah”

Mari kita menengok fakta sejarah gemilang generasi islam yang datang dari sosok Umar Bin Khattab yang saat itu menjabat sebagai khalifah imperium islam yang jika dikonversi ke masa sekarang wilayah kekuasaannya meliputi 65 negara,luarbiasa besarnya!

Suatu ketika beliau menempuh perjalanan jauh dari madinah menuju Al-Quds Palestina, saat itu Umar didampingi oleh seorang pengawalnya, mereka bersepakat untuk saling bergiliran berganti peran antara siapa yang ada diatas kuda dan siapa yang menuntun kuda dari bawah, hingga ketika mereka hendak memasuki kota Yerussalem giliran umar berada dalam posisi yang menuntun kuda dari bawah sehingga rakyat palestina mengira bahwa khalifah Umar yang duduk diatas kuda, ditambah lagi ada 13 tambalan yang terdapat di baju si penuntun kuda yang merupakan umar sehingga menguatkan dugaan orang-orang bahwa umarlah yang diatas kuda.

Kisah ini memberi gambaran kepada kita betapa sikap Qana’ah seorang pemimpin besar tidak hanya sebatas merasa cukup tapi juga siap mengambil peran yang lebih rendah yang setara dengan orang yang dipimpinnya siap menjalani standar hidup yang sama dengan yang dipimpinnya dan siap untuk pertama kali lapar dan terakhir kali kenyang.

kita pernah mendengar do’a Abu Bakar Radhiallahu anhu : “Ya Allah letakkanlah dunia ditanganku bukan dihatiku”

Maka sikap seorang muslim yang kaya hendaknya menumbuhkan sikap selalu bersyukur untuk membunuh keserakahan dalam dirinya, dan sikap seorang muslim yang miskin atau kekurangan “bukanlah dengan bersabar” karena dengan tetap bersabar maka tidak akan mengubah taraf hidupnya tapi dengan “menjaga izzah”.

Sikap terbaik dari orang yang kekurangan adalah dengan tetap menjaga izzah (kemuliaan, harga diri, dan kehormatan) karena dengan begini akan selalu ada alasan yang kuat bagi muslim yang kekurangan untuk tidak meminta dan sesegera mungkin menaikkan taraf hidupnya hingga berkecukupan.

Jika mayoritas orang miskin menjaga izzahnya InsyaAllah tidak ada lagi yang meminta-minta sebaliknya jika mayoritas orang kaya bersyukur maka tidak ada lagi yang meminta-minta.

Maka padanan kekayaan adalah Qana’ah dan sikap orang kaya adalah bersyukur sedangkan sikap seorang miskin bukan bersabar dalam kemiskinan tapi menjaga izzah dalam kekurangannnya.

Rumusan  ini diapahmi betul oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz sehingga dalam 2,5 tahun tidak ada lagi rakyat diwilayah kekuasaannya yang membentang seluas 2/3 dunia berhak dan masuk kriteria sebagai penerima zakat. Wallahu’alam Bishawab