22 Agustus 2011

Resume Pertemuan keempat Kajian intensif Kitab Iman karya DR.Muhammad Na'im Yaasiin

0 comments
Bismillahirrahmaanirrahim...

Ikhwah Fillah peserta kajian, berikut kami jabarkan kembali lanjutan terjemahan kitab iman karya DR.Muhammad Na'im Yaasiin yang dibahasa di pertemuan keempat. Selanjutnya bagi yang tidak hadir, mohon untuk mempelajari bahan terjemahan berikut agar tidak ketinggalan.jika ada kesalahan qir'aah dan terjemahan mohon dikoreksi, dan jika ada yang ingin ditanyakan seputar nahwu shorf terkait perubahan syakal tiap katanya silahkan didiskusikan disini.

Bersama ini kami infokan kepada Ikhwah fillah peserta kajian semua, bahwa di bulan Ramadhan ini 1432 H , kajian akan di intensifkan tiap malam bersamaan dengan program i'tikaf 10 Hari terakhir di masjid Al-Mumtaz bagi ikhwan bersama Ustad Harjani Hefni, dan yang akhwat di rumah ustad bersama istri beliau.

Semoga kita semua dianugrahi Cahaya ilmu dari Allah di dada kita semua. Amiin





ومن جهة اخرى فان الخالق المالك المدبر هو الجدير وحده بصفات الجلال والجمال و الكمال، لان هذه الصفات لاتكون الا لرب العالمين ، اذ يستحيل ثبوت الربوبية والملك لمن ليس بحي ولا سميع ولا بصير ولاقادرولامتكلم ولافعال لما يريد ولاحكيم
قي اقواله و افعاله (٦

Wa min jihati ukhro fainnal khooliqul maalikul mudabbiru huwal jadiiru wahdahu bishifaatil jalaali wal jamaali wal kamaali, liana hadzihis shifaati laa takuunu illa lirabbil ‘aalamiin, idz yastahiilu tsubuutur rubuubiyati walmaliki liman laisa bihayyin wa laa samii’in wa laa qoodirin wa laa mutakallimin wa laa fa’aalin limaa yuriidu wa laa hakiimin fie aqwaalihi wa af’aalihi (٦).

Dan dari penjelasan lain bahwa sesungguhnya Pencipta, Raja , hanyalah Dia (Allah) Yang satu-satunya layak memiliki sifat agung , indah, dan sempurna karena sifat ini tidak mungkin dimilki kecuali oleh Tuhan Semesta Alam, oleh karena itu sangatlah mustahil penetapan Rububiyah dan kerajaan kepada yang tidak hidup, mendengar, berkuasa, berbicara, dan tidak mampu melakukan apa yang dia inginkan dan tidak bijaksana dalam perkataan dan pekerjaannya.[6]

ولهذا فان نجد ان القران الكريم قد ذكر هذا النوع من التوحيد في مقام الحمد لله ، وعبادته، ولانقيادله والا ستسلام ٠ و في مقام
بيان صفاته الجليلة و اسمائه الحسنى =

Wa lihadza fainna najidu annal qur’aanal kariima qod dzakara hadzan naw’a minat tauhiidi fie maqoomil hamdulillahi, wa ‘ibaadatihi, wal inqiyaadi lahu wal istislaami. Wa fie maqoomi bayaani shifaatihil jaliilati wa asmaa-ihil husna

Dan  kami menemukan bahwasanya Al-Qur’an Al-Karim telah menyebutkan tauhid jenis ini dalam penjelasan(Maqom) “Alhamdulillah”, beribdah kepadaNya, tunduk kepadaNya, dan berserah kepadaNya. Dan dalam penjelasan sifat AgungNya dan Nama-NamaNya yang Baik

ففي مقام الحمد يتلو المسلم في كل ركعة يصليها {الحمد لله رب العالمين} (٧) ويقول سبحانه و تعالي {فلله الحمد رب السموات ورب الارض ربالعالمين}

Fa fie maqoomil hamdi yatluul muslimu fie kulli rok’atin yusholliihaa { Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin} (٧) wa yaquulu subhaanahu wa ta’aalaa { Falillahil hamdu robbis samawaati wa robbil ardhi wa robbil ‘alaamiin}  [١٠]

Dan dalam penjelasan “Alhamdu” Setiap Muslim membacanya di setiap raka’at Sholatnya { Segala Puji Tuhan Semesta Alam } [7] dan Allah SWT berfirman { Segala Puji Hanya bagi Allah Tuhan(pemilik) langit dan bumi, Tuhan seluruh alam } [8]

و في مقام الاستسلام لله والانقياد له قال عزوجل { قل ان هدي الله هو الهدي و امرنا لنسلم لرب العالمين } (٩

Wa fie maqoomil istislaamillahi wal inqiyaadi lahu qoola azza wa jalla { Qul innal hudallahi huwal hudaa wa umirnaa linaslama lirobbil ‘aalamiin} [٩]

Dan dalam penjelasan berserah diri kepada Allah serta ketundukan kepadaNya. Allah Azza wa Jalla berfirman { Katakanlah sesungguhnya petunjuk ini adalah petunjuk dari Allah dan kami disuruh untuk berserah diri kepada Tuhan Semesta Alam} [9]

و في مقام التوجه لله عز و جل و اخلاص القصد اليه قال عز و جل { فل ان صلاتي و نسكي و محياي و مماتي لله رب العالمين } (١٠

Wa fie maqoomit tawajjuhillahi azza wa jalla wa ikhlaashil qoshdi ilaihi qoola azza wa jalla { qul inna sholaatiy wa nusukiiy wa mahyaaya wa mamaatiy lillahi robbil ‘aaalamiin} [١٠]

Dan dalam penjelasan menghadapkan wajah kepada Allah azza wa jalla dengan maksud yang ikhlas kepadaNya, Allah Azza Wa Jalla berfirman { Katakanlah : Sesungguhnya sholatku , ibadahku, hidupku, matiku, hanya kepada Allah Tuhan semesta Alam } [10]

و في مقام تولي الله عز و جل دون غيره قال سبحانه { قل اغير الله أتخذ و ليا، فاطرالسموات والارض، وهو يطعم ولا يطعم ، قل اني امرت ان اكون اول من اسلم ، ولا تكونن من المشركين } (١١

Wa fie maqoomi tawallallahi azza wa jalla duuna ghoyrihi qoola subhaanahu { Qul iaghoyrullahi ittahidzu waliyya, faathiris samawaati wal ardhi, wa huwa yuth’imu wa laa yuth’am qul inniy umirtu an akuuna awwalu man aslama, wa laa takuunanna minal musyrikiin} [١١]

Dan dalam penjelasan berwali kepada Allah Azza Wa Jalla dan tidak kepada SelainNya , Allah SWT berfirman { Katakanlah apakah ada selain Allah yang layak diambil sebagai wali, pencipta langit dan bumi, yang memberi makan dan tidak diberi makan. Katakanlah : sesungguhnya saya diperintahkan untuk menjadi orang yang pertama kali berserah diri, dan janganlah kalian menjadi musyrik }[11]

وفي مقام الدعاع قال عز و جل { الا له الخلق والامر تبارك الله رب العالمين . ادعوا ربكم تضرعا و خفية انه لا يحب المعتدين
Wa fie maqoomid du’aa’I qoola azza wa jalla { alaa lahul kholqu wal amru tabaarakallahu robbil ‘aalamiin. Id’uu rabbakum tadhurru’an wa khufyatan innahu laa yuhibbul mu’tadiin} [12]

Dan dalam penjelasan Do’a Allah Azza Wa Jalla berfirman { Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam . Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampui batas [12]

وفي مقام عبادة الله عز و جل قال سبحانه {و ما لي لا اعبد الذى فطرني واليه ترجعون } (١٣)، وقال ايضا { يا أيها الناس اعبدوا ربكم الذي خلقكم والذي من قبلكم لعلكم تتقون . الذي جعل لكم الارض فراشا والسماء بناء وانزل من السماء ماء ، فأخرج به من
الثمرات رزقا لكم، فلا تجعلوا لله أنداد و انتم تعلمون } (١٤

Wa fie maqoomi ‘ibaadatillahi azza wa jalla qoola subhaanahu { wa maa liy laa ‘abudullaziy fathoroniy wa ilaihi turja’uun} [١٣] , wa qoola aidhoon { yaa ayyuhaannasu’buduu robbakumullaziiy kholaqoqum wallaziiy min qoblikum la’allakum tattaquun. Alladziy ja’ala lakumul ‘ardho firoosyan was samaa-a binaa-an wa anzala minas samaa-i maa-an , fa akhroja bihi mina tsamaraati rizqonlakum, fa laa taj’aluu lillahi andaadan wa antum ta’lamuun}  [١٤]

Dan dalam penjelasan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Allah SWT berfirman { Dan tidak ada alas an bagiku untuk menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepadaNyalah kamu akan dikembalikan} [13] dan berfirman juga di ayat yang lain { Wahai Manusia beribadahlah kepada Tuhanmu yang menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa. Yang menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap dan menurunkan dari langit air hujan, dan mengeluarkan dari bumi tumbuh-tumbuhan sebagai karunia untuk kelian, maka janganlah kalian mengadakan sekutu bagiNya sedang kalian mengetahui} [14]

فان خالق السموات والارض وما قيهن هو وحده الذي ستحق ان يتخده العبد الها و وليا، ويسلم نفسه اليه ، ويدعوه ، ويتوجه اليه

Fainna khooliqus samawaati wal ardho wa maa fiehinna huwa wahdahu alladziy yastahiqqu an yattahidzahul ‘abdu wa waliyaa, wa yusallimu nafsahu ilaihi, wa yad’uuhu , wa yatawajjahu ilaihi

Sesungguhnya Pencipta langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya hanya dia sendiri yang berhak dijadikan oleh seorang Hamba sebagi Tuhan dan Wali, dan menyerahkan dirinya kepadaNya, dan berdo’a kepadaNya, dan menghadapkan wajah kepadaNya.

Catatan kaki :
[7]   Alfatihah ayat 2
[8]   Al Jatsiyah ayat 36
[9]   Al An'am ayat 71
[10] Al An'am ayat 162
[11] Al An'am ayat 14
[12] Al A'raaf ayat 54 & 55
[13] Yaasin ayat 22
[14] Al Baqoroh ayat 21 & 22

BEKAL I'TIKAF : Revolusi menghafal Qur'an MUDAH dan CEPAT

0 comments
[Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]

sumber: http://al-atsariyyah.com/cara-termudah-menghafal-al-quran-al-karim.html


Bismillahirrahmanirrahiim, semoga bermanfaat


Segala pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabat seluruhnya.
Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran. Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.

Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya.


JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA?
Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas.


BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU?
Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman.
Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.


BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS?
Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu.
Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.


APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.
Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:
نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ
“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).
Maksudnya:
  • Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”.
  • Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”.
  • Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”.
  • Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”.
  • Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”.
  • Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”.
  • Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”.
Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ”فَمِي بِشَوْقٍ“. Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka:
  • Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah.
  • Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah.
  • Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.
  • Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`.
  • Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`.
  • Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat.
  • Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas.
Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.


BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN?
Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.


BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:
  1. Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.
  2. Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.
  3. Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.
  4. Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya.
  5. Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang.

12 Agustus 2011

Resume Pertemuan ketiga Kajian intensif Kitab Iman DR.Muhammad Na'im Yaasiin. Penyaji : DR.Harjani Hefni Lc, MA

0 comments
و فيما يلي تفصيل الكلام في كل نوع منها

Fa hadzihi tsalaatsatu anwaa’in minat tauhidi tadkhulu fie ma’niyl iimaani billahi ‘Azza wa Jalla [1],
Wa fiemaa yaliy tafshiilil kalaami fie kulli naw’in minhaa :

Maka inilah 3 jenis tauhid yang masuk kedalam definisi iman kepada Allah Azza wa Jalla.
Dan berikut adalah rincian penjelasan dari setiap jenis tersebut :

النوع الاول توحيد الربوبية

Annaw’ul awwalu : Tauhidur rubuubiyatu
Jenis pertama : Tauhid Rububiyah


ومعناه الاجمالي الاعتقاد الجازم بانالله رب كل شئ، و لا رب غيره٠
و بيانه = ان الرب في اللغةهو المالك المدبر٠ و ربوبية تعني تفرده سبحانه في خلقهم و ملكهم و تدبير شؤونهم


Wa ma’naahul ijmaaliy al-‘itiqoodul jaazimu biannallaha robbu kulli syai’in, wa laa robba goyruhu. Wa bayaanuhu : Annar robba fiel lugoti huwa almaalikul mudabbiru [2]. Wa rubuubiyatullahi ‘ala kholqihi ta’niy tafarruduhu subhaanahu fie kholqihim wa mulkihim wa tadbiiri syu-uunihim.

Dan definisi umum(Tauhid Rububiyah), (adalah) keyakinan yang kokoh bahwasanya Allah Tuhan terhadap segala sesuatu, dan tidak ada Tuhan selainNya. (Dan) penjelasannya : Bahwa Tuhan dari segi bahasa bermakna Pemilik(Raja) yang Mengatur[2]. Dan Rububiyahnya Allah terhadap ciptaaNya yaitu Meng-Esa-kanNya dan Maha Suci Baginya dalam ciptaanNya, kerajaanNya, dalam pengaturan urusan-urusanNya.


فثوحيد الله في ربوبية هو الاقرار بانه سبحانه هو خالق الخلق و مالكهم و محييهم ومميثهم و نافعهم و ضارهم ومجيب دعائهم عند الاضطرار و القادر عليهم و معطيهم ومانعهم واله الخلق وله الامر كله كما قال سبحانه عن نفسه = الا له الخلق و الامر تبارك الله رب العالمين

Fatawhiidullahi fier rubuubiyati huwa Al-Iqrooru biannahu subhaanahu huwa khooliqul kholqi, wa maalikuhum, wa muhyiyhim, wa mumiytuhum, wa naafi’uhum, wa dhooruhum, wa mujiibu du’aa-ihim ‘indal idhtiroori, wal qoodiru ‘alayhim, wa mu’thiyhim, wa maani’uhum, wa lahul kholqu, wa lahul amru kulluhu, kamaa qoola subhaanahu ‘an nafsihi : { alaa lahul kholqu wal amru tabaarakallahu robbul ‘aalamiin } [3]

Maka Makna mentauhidkan Allah dalam rububiyah adalah pernyataan(ikrar) Bahwa Mahasuci Allah Dialah Pencipta segala ciptaan, dan pemiliki segala kerajaan, yang menghidupkan, yang mematikan, yang memberikan manfa’at, yang memberikan mudhorat, dan yang menjawab segala do’a pada saat terdesak, dan berkuasa atasnya, yang memberikan(rezky), yang menahan(rezky), dan milikNya segala ciptaan, dan milikNya segala urusan, sebagaimana Allah mengatakan tentang dirinya : Ingatlah! Segala Penciptaan dan urusan menjadi Hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam. [3]

ويدخل في هذا التوحيد الايمان بقدرلله سبحانه =اي الايمان بان كل محدث صادر عن علم الله عز وجل و ارادته و قدرته

Wa yadkhulu fie hadzaat tauhiidi al-iimaanu biqodrillahi subhaanahu : Ay Al-iimaanu bianna kulla muhdatsin Shoodirun ‘an ‘ilmillahi azza wa jalla wa iroodatihi wa qudratihi [4]

Dan masuk kedalam tauhid (jenis)ini keimanan terhadap Qodrat Allah Subhaanahu : atau keimanan bahwasanya setiap peristiwa(kejadian) bersumber dari IlmuNya Allah azza wa jalla, dan atas kehendaknya serta qodratnya.[4]


وبعبارة اخرى فان هذا التوحيد معناه الاقرار بان الله عز و جل الفاعل المطلق في الكون= بلخلق وتدبير و التغيير والتسيير و الزيادة
والنقص والاحياء والامامتة و غير ذالك من الافعال لا يشاركه احد في فعله سبحانه٠

Wa bi’ibaaratin ukhroo fainna hadzaat tauhiida ma’naahu al iqrooru biannallaha azza wa jalla huwal faa’ilul muthlaqu fiel kauni : Bil kholqi, wa tadbiyri, wa taghyiiri, wa tasyiyri, waz ziyaadati, wa naqshi, wal ihyaa-i wal imaamatati, wa ghoyri dzaalika minal af’aali, laa yusyaarikuhu ahadun fie fi’lihi subhaanahu.

Dan dalam istilah lain, bahwasanya tauhid ini bermakna pernyataan(iqrar) bahwa Allah Azza wa Jalla adalah pelaku absolute dalam setiap Kauni (penciptaan) : Dengan Penciptaan, Yang Mengatur, Yang Mengubah, Yang Mengerakkan, Yang Menambah, Yang Mengurangi, Yang Menghidupkan lalu Mematikan, dan lain sebagainya dari segala perbuatanNya, Dia tidak berserikat dengan siapapun dalam pekerjaanNya Maha Suci Allah.

و قد افصح القران عن هذا النوع من التوحيد جدالافصاح و لا تكاد سورة من سورهم تخلو من ذكره او الاشارة اليه فهو كالاساس با النسنبة لانواع التوحيد الاخرى لان الخالق المالك المدبر هو الجدير وحده بالتوحيد اليه با لعبادة والخشوع والخضوع وهو المستحق وحده للحمد والشكر والذكر والدعاء والرجاء والخوف و غيره ذلك والعبادة كلها لايصح ان تكون الا لمن له الخلق الامر كله

Wa qod afshahal quraanu ‘an hadzaan naw’I minat tauhidi jiddal ifshaahi, wa laa takaadu suuratun min suwarihi, takhluu min dzikrihi awil isyaarati ilaihi, fahuwa kal asaasi binnisbatil anwaa’ut tauhidul ukhroo, liannal khooliqol maalikal mudabbira huwal jadiiru wahdahu, bittawajjuhi ilayhi bil’ibaadati wal khusyuu’i wal khudhuu’I, wa huwal mustahiqqu wahdahu, lilhamdi wasyukri, wadzikri, waddu’aa-i, warrojaa-i, walkhoufi, wa ghoyrihi dzaalika. Wal ‘ibaadati kullhuaa laa yashihhu an takuuna illa liman lahul kholqu wal amru kulluhu [5]

Dan Telah dijelaskan dalam Al-qur’an jenis tauhid ini dengan penjelasan yang kuat, hampir tidak ada surah dari surah-surah yang ada di qur’an yang meninggalkan(lepas) dari penyebutan atau memberi isyarat tentangnya. Maka dia dasar yang terkait dengan jenis tauhid yang lainnya, karena Penciptaan, raja, dan Yang Mengatur hanya Dia yang layak di-Esa-kan, dan yang menjadi tujuan menghadapkan wajah dalam beribadah,khusu’, tunduk, dan Dialah Yang Berhak di Esa-kan dalam pujian, bersyukur kepadaNya, mengingatNya, Berdo’a, berharap, takut, dan sebagainya. Dan Ibadah seluruhnya tidak akan jelas dilaksanakan kecuali ditujukan kepada Allah Sang Pencipta dan Penguasa segala urusan. [5]


Catatan kaki :
[1] Lihat Syarah Aqidah Tuhaawiyah hlm 76 dan Taisyirul aziiz hamid hlm 17
[2] Lihat Kamus “Misbahul Muniir”
[3] Surah Al ‘Araaf ayat 54
[4] Lihat Syarah Aqidah Tuhaawiyah hlm. 76,77 dan Taisyirul aziiz hamid hlm 17,18
[5] Lihat Tafsir Thobariy Juz 5 hlm. 395