14 November 2013

Retorika untuk Mengguncang Dunia

0 comments


Sejarah selalu punya tokohnya sendiri. Perubahan besar dunia selalu didalangi oleh sosok ikonik yang menjadi penentu berbagai catatan peristiwa yang sangat dramatis. Jika kita menelisik sejarah pergolakan manusia sepanjang masa, maka akan selalui kita temui fakta bahwa pendulum perubahan selalu bergeser haluan karena pidato dengan retorika yang menggugah dan mengerakkan. Sejak era Yunani kuno hingga zaman sekarang akan selalu ada negarawan yang menjadikan lisannya sebagai ujung tombak perjuangan mereka. Rasulullah Muhammad ShalaLlahu alaihi wasallam, dalam sebuah hadist pernah mengungkapkan bahwa “Sesungguhnya sebagian Retorika adalah Sihir”.

Indonesia, sebagai bangsa besar memiliki banyak pejuang dengan retorika yang memukau. Dari sekian banyak momen heroik dalam perjuangan kemerdekaan, yang populer direkam sejarah adalah kata-kata bertenaga dari Proklamator Indonesia, Bung Karno Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” ataupun Orasi menggugah dari seorang Bung Tomo ketika menggelorakan keberanian dan perjuangan arek-arek Suroboyo 
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga. Kita tunjukken bahwa kita ini benar-benar orang-orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap “Merdeka atau Mati”. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!! Merdeka!!”




Bagi kita anak-anak bangsa. Ketika kembali membaca atau mendengarkan kisah heroik mereka, maka tentu saja kita akan merinding membayangkan betapa dalam dan bertenaganya kata-kata tersebut, terlebih diucapkan di momen-momen yang krusial, disaat-saat peralihan sejarah besar terjadi.   Inilah yang menjadi keistimewaan sebuah retorika, lebih mematikan dan dahsyat dibanding rudal pemusnah massal sekalipun.

Menurut Wikipedia, Retorika dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasif untuk menghasilkan bujukan melalui karakter pembicara, emosional atau argumentasi. Inti dari Retorika adalah persuasi, sedang proses persuasi sendiri meliputi tiga hal : (1) Tindakan untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang dengan menggunakan kata-kata lisan/tertulis, (2) suatu usaha untuk menanamkan opini baru, dan (3) Suatu usaha yang dilakukan secara sadar, untuk mengubah sikap, kepercayaan, dan perilaku orang dengan transmisi pesan. 

Dari pengertian tersebut, maka kita akan memahami mengapa retorika bisa menjadi senjata penting dan mematikan bagi seorang negarawan untuk mengisi sejarah.
  
Retorika yang memukau dapat diibaratkan sebagai sebuah peluru kendali berupa rudal yang mampu membuat gentar musuh. Seseorang dengan kemampuan retorika memukau, dapat mengaduk-aduk emosi pendengarnya. Disatu waktu dapat membuat pendengarnya tertawa terbahak-bahak namum diwaktu yang lain dapat membuat pendengarnya menangis haru dan tersedu-sedu. Bung Karno, pada gerakan revolusi kemerdekaan dulu, untuk memantik keberanian di dada para pemuda, dengan retorika yang memukau, kerap kali mengucapkan kalimat ”L’audace, l’audace, toujours l’audace!" Yang artinya ”Keberanian, keberanian, selalu keberanian!”. Sebuah kalimat  yang dikutip dari seorang tokoh Revolusi Perancis, Georges Danton. 

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah rahasia dari retorika yang mengguncang dunia tersebut? Berdasarkan buku “Ilmu Retorika Untuk Mengguncang Dunia” karya Dwi Chondro Triono, PhD.  Kunci dari semua retorika yang memukau ada pada ide atau gagasan yang dimiliki oleh Sang Orator yang hendak dilemparkan dihadapan segenap para pendengarnya.  
Jika ditelisik lebih mendalam. Retorika bagaikan “Rudal Pemusnah masalah”. Yang mana dari setiap rudal itu terdapat 3 unsur yaitu : peluncur missil (peluncur rudal), roket (sebagai penggerak atau pendorong), dan kepala missil (Kepala Rudal). Ketiga unsur ini coba kita samakan dengan retorika yang juga memiliki 3 unsur yaitu: (1) Kekuatan Ide sebagai unsur dari kepala Misil. (2) Retorika penyampaian sebagai unsur dari Roket itu sendiri. (3) Penataan panggung sebagai unsur dari Peluncur missil

Dari ketiga urutan diatas, kita jadi paham, bahwa unsur yang paling penting dari retorika adalah kekutan ide itu sendiri
yang sangat menentukan. Apakah retorika itu akan menjadi senjata yang sangat ditakuti atau hanya sekedar pelipur lara dikala masyarakat dilanda duka. Dalam terminologi “Multiple Intellegence”, dikenal istilah Kecerdasan Naratif, yakni sebuah kecerdasan bernarasi atau kemampuan membangun sebuah gagasan dan ide yang kemudian dapat disampaikan kepada pendengar dan dimengerti secara sederhana. 
  
Mengamati cuplikan kata-kata bertenaga dari para pahlawan, maka sudah tentu kita dapat merasakan bahwa kemampuan retorika yang memukau tersebut juga didukung dengan kecerdasan naratif sang orator.  Seorang Negarawan harus mampu memberikan narasi berupa visi serta cita-cita perjuangan yang jelas kepada masyarakatnya. Tidak hanya membuatnya mengerti, tapi juga ikut berkelindan dan berkeringat untuk menghantar masyarakatnya meraih segala hal yang dicitakan. Dan sekali lagi, Bangsa kita membutuhkan Negarawan-negarawan ulung dengan retorika memukau yang mampu mensinergikan antara perkataan dan perbuatan dalam satu tarikan nafas perjuangan. Seperti kata Yusuf Qhardawi Retorika bukan hanya persoalan pidato atau percakapan melainkan perilaku dalam kebajikan yang mencangkup seluruhan aspek kehidupan manusia. Bukankah Retorika yang paling mengerakkan adalah perbuatan?  Sebagaimana ungkapan berbahasa Inggris yang lazim kita dengar, “Action Speaks Louder than word”.  



12 November 2013

Bonus Demografi

0 comments



 *Dimuat Koran Pontianak Post, Kolom Opini halaman 14


Dalam ekonomi kependudukan dikenal istilah transisi demografi, yaitu sebuah konsep mengenai proses penurunan angka kelahiran sampai terciptanya tingkat populasi yang stabil. Tahap transisi demografi ini dibagi kedalam 3 fase. Fase yang pertama, angka kelahiran dan kematian tinggi akibat kemiskinan yang akut. Fase kedua, terjadi peningkatan standar hidup sehingga angka kematian menurun dan angka kelahiran tetap tinggi. Fase ketiga, angka kematian rendah dan orang cenderung membudayakan tradisi pembatasan kelahiran karena adanya modernisasi gaya hidup sehingga angka kelahiran menurun.

Transisi demografi akan mengubah struktur usia dari populasi penduduk, dimana proporsi penduduk muda (usia 0 – 14 tahun) mengalami penurunan, proporsi penduduk usia produktif ( usia 15-64 tahun) meningkat pesat, dan proporsi penduduk usia tua (66 tahun keatas) meningkat perlahan.  Dampaknya pada beberapa tahun kedepan akan terjadi fenomena “Bonus Demografi” yang diikuti penurunan dependency ratio  hingga ke titik terendah. Bonus demografi adalah suatu situasi dimana angka proporsi penduduk terbanyak diisi oleh usia produktif antara 15-64 tahun yang merupakan angkatan kerja muda yang siap diberdayakan sedang Dependency ratio menunjukan perbandingan antara kelompok usia produktif dan non produktif yang menggambarkan berapa banyak orang usia non produktif yang hidupnya harus ditanggung oleh kelompok usia produktif.

Indonesia khususnya pontianak, setelah fase transisi demografi akan memasuki fase emas yang disebut bonus demografi  selama 10 tahun, yang diprediksi akan terjadi pada periode 2020 – 2030 dengan angka dependency ratio berkisar antara 0,4 – 0,5 yang berarti 100 orang usia produktif hanya menanggung 40 – 50 orang usia tidak produktif.  Menurut BPS Kota Pontianak berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, total populasi Pontianak adalah sebanyak 550.297 orang dan total 68 %  diisi oleh penduduk usia produktif  antara 15-64 tahun. Puncaknya akan terjadi pada tahun 2020-2030 angka usia produktif akan meningkat tajam mengingat 28,11%  dari total populasi Pontianak di tahun 2010 datang dari usia 0-14 tahun yang pada periode 2020-2030 akan beranjak ke usia produktif ditambah lagi urbanisasi penduduk usia produktif dari daerah lain yang akan menambah jumlah angkatan kerja.   Dengan kata lain, pada periode 2020-2030, Pontianak memiliki momentum untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonominya pada titik tertinggi yang pengaruh kesejahteraannya dapat terasa hingga puluhan tahun mendatang.

                                     Sumber : http://pontianakkota.bps.go.id/
Inilah fase yang disebut sebagai window of opportunity (jendela kesempatan)saat jumlah penduduk produktif  yang banyak itu dapat diakumulasikan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka kemiskinan di kota pontianak karena meningkatnya total investasi & saving yang akan berdampak pada terdistribusinya kesejahteraan dalam skala komunal serta dapat dinikmati dalam jangka panjang. Namun, periode emas pertumbuhan ekonomi tahun 2020-2030 hanya dapat terpenuhi jika ketersediaan lapangan kerja dan kesiapan skill lumbung populasi usia produktif tersebut  dapat diberdayakan dan berkompetisi.

Dapat dibayangkan jika sebagian besar penduduk usia produktif pada tahun 2020, yang diperkirakan mencapai 80% dari total populasi tidak memiliki skill yang memadai dan tidak memiliki pekerjaan atau sulit berwirausaha maka window of opportunity yang tadinya menjadi sebab kesejahteraan akan berbalik menjadi boomerang dengan terjadinya bencana populasikarena apabila jumlah penduduk usia produktif yang banyak tidak bisa diberdayakan, maka akan meningkatkan angka kemiskinan struktural yang juga berefek sosial sehingga rawan konflik dan memicu angka kriminalitas serta hilangnya momentum untuk meraih kesejahteraan.

Kemiskinan struktural terjadi bukan karena ketidakmampuan individu untuk merubah hidupannya kearah yang lebih baik tapi dikarenakan adanya kesulitan memperoleh pekerjaan dan akses terhadap permodalan & sumberdaya bahan baku akibat kebijakan pemerintah yang tidak efektif dan efisien. Seperti yang pernah ditulis oleh peraih Nobel ekonomi dari India yang juga pengagas IPM untuk mengukur kemajuan suatu negara, Amartya Sen (Development as Freedom, 1996), “kelaparan dan kemiskinan di negara berkembang terjadi bukan karena tidak tersedianya bahan makanan, tetapi karena masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memperoleh akses itu”. Akibatnya, masyarakat kemudian terjebak pada "ketidakberuntungan ganda" (coupling disadvantage) antara kemiskinan dan hilangnya hak-hak sosial, politik dan ekonomi mereka. Hal ini akan menegaskan thesis John Friedman bahwa Kemiskinan adalah suatu fenomena politik.

Untuk mengukur efektifitas kebijakan pemerintah kita dapat melihat Indeks Pembangunan Manusia sebagai indikator kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Pontianak berdasarkan ranking indeks pembangunan manusia (IPM) Kalimantan Barat tahun 2010 menempati urutan keempat dari 14 Kabupaten/kota. IPM Pontianak pada 2010, menurut ketiga dimensi IPM, ialah angka harapan hidup 67,24 tahun, rata-rata lama sekolah 6,53 tahun dan gross national income per capita at purchasing power parity (PPP) sebesar  625,72 (ribu rupiah). Nilai IPM secara absolut selalu meningkat. Namun jika melihat pencapaian tersebut, laju pertumbuhan pembangunan manusia kita belum secepat yang diharapkan mengingat presisi waktu yang semakin singkat.


Dalam meraih momentum kesejahteraan pada saat terjadi bonus demografi, salah satu solusi yang bisa dilakukan pemerintah kota pontianak adalah menggiatkan kampanye Ekonomi Kreatif dengan mencetak sebanyak mungkin wirausaha baru sebagai pilihan profesi untuk mencari penghasilan yang harus melibatkan beberapa stakeholder yang datang dari Pemerintah, Swasta, Perbankan, Perguruan Tinggi dan Lembaga Sosial. lokomotif ekonomi kreatif akan hadir ditiap kecamatan yang akan dibagi berdasarkan cluster usaha yang akan fokus dibangun, sehingga setiap kecamatan memiliki spesialis industri yang khas yang terdiri dari konveksi, kuliner, pertanian, peternakan dan jasa.

Setiap stakeholder akan memainkan peran berdasarkan ranah kerjanya, Pemerintah kota Pontianak akan bertindak sebagai pembuat kebijakan clustering industri sekaligus mensupport infrastruktur pemasarannya dan mengalirkan bantuan permodalan serta memudahkan akses terhadap bahan baku melalui fungsi regulasinya. Swasta melalui Perbankan  akan menyalurkan dana-dana CSR-nya untuk memberi support permodalan sekaligus menjadi mitra usaha UKM yang akan lahir dari rahim program ekonomi kreatif. Perguruan Tinggi melalui aktivitas pengembangan dan penelitian akan menginovasi setiap aktivitas produksi, manajemen, & pemasaran UKM tersebut sekaligus memberi pelatihan terhadap setiap wirausaha. Sedangkan fungsi lembaga sosial untuk memastikan agar distribusi kesejahteraan merata diseluruh lapisan masyarakat dalam satu kecamatan, sehingga jika masih terdapat kaum Dhuafa maka lembaga sosial ini yang akan merancang program pemberdayaan yang efektif agar kaum dhuafa tersebut bisa juga produktif dan terlibat dalam lokomotif ekonomi kreatif sebagai wirausaha.

Berbagai program ekonomi kreatif sebagai solusi pengentasan kemiskinan struktural dapat terealisasi jika kerjasama antar stakeholder bebas dari aktivitas percaloan proyek yang koruptif . Keinginan kuat dan kesabaran dari semua stakeholder serta fungsi pengawasan dan evaluasi program yang ketat akan menjaga ritme program pengentasan kemiskinan barbasis wirausaha yang memang membutuhkan waktu hingga ketika terjadi Bonus Demografi, Pontianak sudah siap menyambut momentum peningkatan kesejahteraan. Chaos as Normal Order “Ketidakpastian  adalah sesuatu yang pasti”, semua niat baik mendesak untuk direalisasikan.





30 Oktober 2013

Bertahan

0 comments
Ketika Musa diminta berlari dari kejaran bala tentara Fir'aun. Dalam kecemasan yang akut. Apakah dia tahu bahwa akan datang pertolongan yang tak disangka itu? Yang ada hanya keyakinan untuk membuatnya terus berlari bersama pengikutnya. hingga benar turunlah mukjizat itu.

Ketika di Medan Badar. Saat berhadapannya dua pasukan yang timpang. Ketika ketakutan menguasai barisan kaum muslimiin. Sesaat lagi sebelum perang pecah. Ketika RasuluLlah mengangkat tinggi-tinggi tangannya, menagih pertolongan, dengan "do'a yang mengancam" seperti kata Abu Bakar. Apakah ia tahu bahwa pertolongan tersebut akan datang? yang ada hanya keyakinan, hingga kokoh bertahan sejauh itu. hingga benar turunlah tentara langit membantunya.

Tapi...
Mereka semua Nabi, Utusan dengan kemenangan yang dijanjikan, maka terselamatkanlah orang-orang yang berjuang bersamanya. yang pada hakikatnya berjuang di bawah panji kebenaran.

Bagaimanakah jika kita yang berada pada saat-saat kritis itu? tentu dalam skala ketakutan dan ujian yang berbeda. Sebab ujian kita selalu berdasarkan kapasitas kita, dan kapasitas Nabi atau orang-orang yg mengambil jalan hidup menyerupai Nabi itu selalu berat. Jauh beda dengan polemik remeh temeh harian yang sering kita hadapi.

Well kembali lagi, saat kita dalam dilema hidup yang kritis, saat harap sudah diujung tanduk? saat godaan untuk menagih pertolongan sudah makin tergesa-gesa? saat tak ada upaya lagi yg bisa dilakukan?

Maka Allah selalu mengajarkan, apapun level ujiannya, rumusnya selalu sama : Bertahan dalam kesabaran & keikhlasan!

Teramat mudah mengatakannya memang dan teramat berat mengamalkannya. Tapi kita manusia pembelajar dan beriman, akan selalu bisa melampaui ujian yang akan menjadikan kita lebih kuat & kokoh. What doesn't kill us make us stronger!

video yang ditautkan ini, dengan elok menggambarkan kedua hal tersebut.


http://www.youtube.com/watch?v=6_Eivl4eOyk&sns=fb

8 Oktober 2013

Ceritakan padaku sebuah kisah

0 comments
Dua hari ini saya tertarik sekali dengan sebuah lagu anak-anak. Judulnya “Raconte-Moi Une Histoire”, yang kurang lebih artinya "ceritakan padaku sebuah kisah" bait-bait lagunya sederhana dan dalam. Mewakili materi yang disampaikan Ustadz Felix Siauw di Agenda Training How to Master Your Habits kemarin. Bahwa Mula-mula kitalah yang membentuk kebiasaan itu maka selanjutnya kebiasaanlah yang akan membentuk kita.
Kebiasaan ini bisa lahir dari perkawinan antara latihan dan pengulangan.
Jalan untuk membentuk kebiasaan ini, sama persis dengan isi lagu yg saya paparkan diatas, selalu sulit diawal dan butuh proses. There is no thing such us "ujug-ujug".
Pada akhirnya, Kebiasaan inilah yang menjadi alat ataupun sebab bagi setiap orang menuju gerbang kejayaan atau keterpurukan. Sederhanyanya, akumulasi kebiasaanlah yang bisa mengubah dunia!

Ini dia, lirik lagu "Raconte-Moi Une Histoire" yang paling penuh makna tersebut.

"I heard about this frog
it's a very tiny frog
but it's also very special
you can only find it in the jungle
so far away from me
but if you find it and if you touch it
your world can change forever"

*Frog = Habits

http://www.youtube.com/watch?v=FSj_fcACvTE

7 Oktober 2013

Lelaki Syurga

1 comments
“Sesaat lagi akan tiba sosok lelaki penghuni syurga…..”

Rasulullah mengucapkan kalimat tersebut saat membersamai sahabat-sahabt beliau dalam sebuah majelis ilmu yang mulia. Sesaat semuanya terdiam sembari menanti dengan penasaran, siapakah gerangan laki-laki beruntung itu.

Sayangnya, sosok yang muncul dihadapan mereka terlampau sederhana untuk predikat setinggi itu, seorang lelaki biasa, berjalan memasuki mesjid dengan sebelah tangan menenteng sendal dan janggut yang basah dengan air wudhu.

Karena penasaran membuncah tentang apa rahasia yang membuat lelaki tersebut disabdakan sebagai penghuni surga oleh sang Nabi, Abdullah Ibn Amr Ibn Al-Ash memohon kepada lelaki itu untuk diperkenankan menginap selama 3 malam di rumahnya, dan Izin pun diperolehnya.

Setelah menginap dirumah lelaki itu, Abdullah Ibn Amr Ibn Al-Ash sampai pada kesimpulan bahwasanya amalan lelaki itu biasa saja. Tak ada yang istimewa menurutnya. Dan ia pun akhirnya pamit meninggalkan rumah lelaki itu.

Lelaki itu melepas kepergian tamunya dengan berkata, “Demi Allah, amalku tidak lebih dari yang kau lihat, hanya saja aku tak pernah menyimpan niat buruk terhadap sesama muslim (juga yg lain). Aku juga tak pernah ada rasa dengki kepada mereka yang mendapat anugerah dan kebaikan dari Allah”

Tertegun Abdullah Ibn Amr Ibn Al-Ash mendengarnya, Yah itu dia rahasiaya! Hati yang bersih dari prasangka buruk dan perasaan dengki kepada sesama hamba Allah! Terlihat sederhana, tapi sungguh sulit dilakukan.

Mungkin saja, kita sanggup menjaga Qiyamullail, shaum sunnah, serta amalan sunnah unggulan lainnya. Tapi seringkali amatlah sulit untuk menghilangkan perasaan curiga kepada sesama hamba Allah serta dengki atas apa yang Allah anugerahkan kepada orang lain dan kita tak mendapatkannya. ”Inilah justru yang tidak dapat kita lakukan”, demikian kata Abdullah Ibn Amr Ibn Al-Ash.

Lelaki syurga itu mengajak kita untuk menerobos kejahilian yang turun termurun dan rasa curiga yang tak memiliki dasar. Perasaan jahiliah yang dibisikkan dan diwariskan dari biasnya prasangka.

Dan lewat note ini, dari diri sendiri mari kita menembus batas-batas bendera serta sekat madzhab ataupun manhaj , mendefinisikan ulang tentang ukhuwah, tentang relasi iman dan pertautan hati sesama orang beriman. Bahwa Seperti yang disabdakan Nabi “Al Arwaahu Junuudun Mujannadah” , Ruh orang beriman itu, laksana tentara yang berbaris kokoh.

22 September 2013

KEBAIKAN KECIL YANG MENJALAR

0 comments
Kisah ini saya simak dari pengalaman teman yang kuliah di Jepang. Saya sampaikan ulang untuk menginspirasi rekan-rekan sekalian tentang budi baik yang efeknya bisa menjalar kemana-mana. Bahkan sampai ke hal-hal yang tidak kita duga sebelumnya.
Saya yakin cerita serupa banyak dialami oleh orang sekitar kita. Tentang hal baik kecil yang bisa menggelinding menjadi kebaikan besar yang mempengaruhi kehidupan banyak orang. Memang seperti itu sifat asli kebaikan, akan terus membesar dan mustahil tertukar. Maka jangan pernah ragu berbuat baik.
Begini kisahnya...
Jepang di pagi hari terasa tegang. Nyaris semua wajah terlihat serius memulai kehidupan. Semua bergegas untuk sampai ke tujuan. Jepang adalah negara maju yang disibukkan oleh ritme industri untuk menjaga dominasi sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia. Kondisi ini menciptakan iklim kompetitif bagi masyarakat Jepang sekaligus menguji empati karena nyaris semua orang berpikir individualis, menyelamatkan diri sendiri sebelum peduli kepada orang lain.
Pagi itu seorang mahasiswi Indonesia menaiki Bus dari kota Fukuoka menuju Kyudai. Lazimnya lalu lintas padat di pagi hari, bus sesak oleh penumpang yang kebanyakan mahasiswa. Rute dari Fukuoka menuju Kyudai ini memang rute mahasiswa. Di tengah perjalanan, seorang Bapak tua menyampir tas besar menaiki bus yang sesak itu. Nyaris tak ada yang peduli dengan Bapak tua itu sampai mahasiswi Indonesia tadi melihat sang Bapak tua dengan ekspresi wajah mengiba agar diberi tempat duduk karena tak tahan untuk berdiri.
Dengan sigap mahasiswi tadi memberi tempat duduknya kepada Bapak tua. Setelah mengucap terima kasih, Sang Bapak tua menanyakan asal mahasiswi itu, sempat dijawab "Saya dari Indonesia" sebelum percakapan mereka terpotong karena mahasiswi itu harus turun meninggalkan Bus.
Waktu yang singkat tidak memberi kesempatan lebih kepada Bapak Tua untuk mengetahui identitas lengkap wanita muda baik hati dari Indonesia itu.
Keesokan harinya di Seluruh kampus Fukuoka & Kyudai tertempel pengumuman yang isinya ucapan terima kasih serta cerita keteladan mahasiswi Indonesia dari seorang Direktur Eksekutif Yayasan Beasiswa Internasional Fukuoka bernama Keiichiro Yamada.
Bapak tua yang diberi kursi oleh mahasiswi tadi adalah Direktur Eksekutif Beasiswa Internasional. Pengumuman ini menjadi cerita yang cepat tersebar khususnya di kalangan mahasiswa asing karena kisah ini mengaharumkan nama Indonesia. Tak berhenti sampai disitu, atas kebaikan sederhana wanita tadi, kuota beasiswa untuk mahasiswa asing asal Indonesia juga ditambah berlipat-lipat.
Ket : Foto dibawah ini, adalah pengumuman yang ditempel di seluruh kampus di Fukuoka tersebut.

19 September 2013

Antara "Nyali" dan "Rasa ingin tahu"

1 comments
Adalah penyelam pemberani asal Swiss, Franco Banfi (53 Tahun) yang melakukan penjelajahan alam ke pedalaman Brazil di Sungai Mato Grosso dan menemukan Ular Raksasa Anaconda berukuran panjang 26 kaki (sekitar 8 meter) , foto-foto dibawah ini diambil secara ekslusif oleh si Penyelam di sungai yang menjadi sarang Anaconda, total 6 Anaconda betina raksasa yang ditemuinya. Tentu saja, aktivitas berbahaya ini mengancam nyawanya, hanya rasa ingin tahu dan nyali yang mengantarkan si penyelam menjelajah sedekat ini.  

Enjoy the show!