31 Desember 2010

SUDAHKAH KITA TARBIYAH???

0 comments
Apakah kita sudah tarbiyah?
Pertanyaan apakah kita sudah tarbiyah atau belum dapat dijawab dengan berbagai jawaban. Kita dapat mengiyakannya dengan berbagai alasan formal. Alasan formal yang kerap menggoda untuk kita munculkan adalah:

a. kita telah tarbiyah, karena kita telah memiliki murabbi,
b. kita telah tarbiyah, karena kita telah memiliki liqa’ pekanan,
c. kita telah tarbiyah, karena kita telah mendapatkan materi yang berkelanjutan.

Benarkah kita telah tarbiyah karena alasan-alasan tersebut di atas? Benarkah sesungguhnya kita telah tarbiyah dengan ’sekadar’ memiliki murabbi? Apakah dengan ’sekadar’ memiliki liqa’ pekanan dan menerima materi tarbiyah, kita telah tarbiyah? Adakah parameter yang lebih dapat dipertanggungjawabkan pada masa depan kita dan tentu saja dapat dipertanggungjawabkan pula di hadapan Allah Swt.?


Visi adalah ide tentang hasil yang dinilai dan dijadikan motivasi kerja suatu tim. Ada dua kata kunci dari deskripsi ini, yaitu
a. visi adalah hasil yang nanti akan menjadi standar penilaian,
b. visi adalah sesuatu yang memotivasi tim dalam bekerja.

Bila disandingkan dengan konsep sederhana tentang visi tersebut di atas, visi tarbiyah adalah ide tentang hasil yang diharapkan dari proses tarbiyah serta sesuatu yang memotivasi tim tarbiyah dalam bekerja. Dari konsepsi sederhana tentang visi di atas, tarbiyah sejatinya mengharapkan suatu hasil yang spesifik dibanding bila diproses dengan selain tarbiyah maupun bila tidak diproses. Hasil spesifik itulah yang kemudian disebut dengan visi tarbiyah.

Visi tarbiyah diformulasikan sebagai berikut,
a. Tarbiyah menjadikan seseorang menjadi seorang da’i yang produktif dan mampu menanggung beban dakwah.
b. Tarbiyah menjadikan seseorang menjadi pribadi yang memiliki wawasan ilmiah dengan berbagai ilmu pengetahuan.
c. Tarbiyah mendukung potensi setiap orang demi mendukung dan mewujudkan cita-cita secepat mungkin.

Paparan tersebut di atas menunjukkan bahwa impian (hasil yang diharapkan) tarbiyah tidak berhenti pada aspek-aspek formal semata. Sebaliknya, visi tarbiyah melompati aspek formal dan menyentuh aspek substantif dalam tarbiyah. Sesungguhnya, lebih penting untuk menjawab pertanyaan ’sudahkah kita tarbiyah?’ dengan jawaban substantif daripada aspek formal.

Untuk memberikannya pada aspek substantif, perlu didefinisikan apa yang menjadi nilai substantif tarbiyah. Dengannya, kita dapat lebih bertanggung jawab dalam menjawab pertanyaan ’sudahkah kita tarbiyah’ tersebut. Tentu saja-sekali lagi pendefinisian nilai substantif ini tidak dalam rangka menafikan aspek formal tarbiyah.

Ada banyak ayat dalam Al-Quran yang memakai kata rabb atau ar-rabb. Rabb adalah nama Allah dalam makna sebagai pendidik dan pemberi perhatian. Materi rububiyatullah kita ‘mengajarkan’ tentang peran Allah dalam menciptakan alam semesta, memberinya rezeki, dan sekaligus menguasainya. Abdurrahman An-Nahlawi menjelaskan tiga akar kata untuk tarbiyah, yaitu sebagai berikut.
a. Raba-yarbu yang bermakna bertambah dan berkembang.
b. Rabiya-yarba yang bermakna tumbuh dan berkembang.
c. Rabba-yarubbu yang bermakna memperbaiki, mengurusi, mengatur, menjaga, dan memerhatikan.

Imam Baidhawi menyebutkan bahwa kata ar-rabb memiliki makna tarbiyah yang artinya menyampaikan sesuatu hingga mencapai kesempurnaannya setahap demi setahap. Tarbiyah adalah sebuah proses yang menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap hingga mencapai batas kesempurnaannya. Berdasarkan makna tumbuh dan kembang tersebut, Abdurrahman Al-Bani mengambil empat unsur penting dalam pendidikan,
a. menjaga dan memelihara fitrah objek didik,
b. mengembangkan bakat dan potensi objek didik sesuai dengan kekhasan masing-masing,
c. mengarahkan potensi dan bakat tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan, dan
d. dilakukan secara bertahap.

Satu hal yang dirasakan sangat menonjol dalam beberapa makna tarbiyah di atas adalah tentang pemberdayaan, memperbaiki, menjaga, menumbuhkan, memberi penekanan pada kekhasan personal, dan kesemuanya dilakukan secara bertahap. Tarbiyah dilakukan sesuai tahap-tahap demi sebuah proses pemberdayaan, perbaikan, penjagaan, penumbuhan, dan penguatan karakter. Tahapan tarbiyah dilakukan dengan sebuah jaminan bahwa akan terjadi pemberdayaan, perbaikan, penjagaan, penumbuhan, dan penguatan karakter; bukan sebuah proses yang mekanis dan berdasarkan urutan. Apakah kita tarbiyah jika semakin tarbiyah justru kita semakin tidak berdaya, semakin hilang karakter positifnya, semakin buruk akhlak dan etosnya, serta semakin kerdil jiwa dan pemikirannya? Sudahkah kita tarbiyah bila hal-hal tersebut terjadi?

Untuk memberikan penekanan pada aspek pemberdayaan, uraian berikut ini mencoba menawarkan kepada saudara sebuah alat bantu untuk menjawab pertanyaan sudahkah kita tarbiyah?

1. Kita sudah tarbiyah jika kita terbuka terhadap perubahan
Kita telah tarbiyah ketika kita mengembangkan sikap terbuka terhadap perubahan. Hasil akhir dari semua proses pembelajaran adalah perubahan; termasuk tarbiyah. Hasil akhir dari tarbiyah adalah adanya perubahan.

Perubahan dipercaya banyak orang sebagai sebuah keniscayaan. Bahkan, perubahan diyakini sebagai sesuatu yang tetap di dunia ini. Oleh karena itu, sikap terbuka dan kemampuan beradaptasi menjadi syarat utama seorang kader dakwah. Seperti ulat, insan-insan produk tarbiyah bagaikan makhluk yang selalu melakukan metamorfosis menuju kondisi yang lebih baik. Insan tarbiyah bukanlah ulat yang bertahan menjadi ulat, meski kondisi dan ulat-ulat lainnya telah melangkah ke fase kepompong. Ulat tarbiyah rela meninggalkan lezatnya dedaunan untuk sebuah masa depan. Demikian pula ketika fase kepompong berakhir, ulat tarbiyah juga segera merobek kantung tidurnya dan terbang tinggi ketika saat untuk terbang telah tiba. Hangatnya kantung kepompong dengan segera mereka tinggalkan. Efektivitas tarbiyah patut kita pertanyakan ketika kita menganggap diri kita telah purna atau setidaknya telah merasakan keletihan untuk terus berubah.

Dalam beberapa kasus, insan tarbiyah ‘telanjur’ besar dalam kondisi tertentu dan sulit berubah ketika kondisi telah berubah. Perasaan telah menjadi sesuatu yang besar itulah yang membunuh tujuan akhir dari tarbiyah. Sudahkah kita tarbiyah?

2. Kita sudah tarbiyah jika mampu bersikap tegas dan menghindari sikap agresif
Kita tarbiyah ketika menjadi manusia yang tegas, bukan agresif. Menjadi insan yang tegas tidak harus menumbuhkan agresivitas. Menolak praktik syirik, menolak kemaksiatan, mempertahankan strategi dakwah, menjelaskan tujuan dakwah, dan menegakkan disiplin memang membutuhkan ketegasan, tetapi tidak membutuhkan agresivitas. Mendiskreditkan, menjelek-jelekkan lawan, menciptakan stereotipe, atau menfitnah rival, bahkan mencederai kompetitor adalah tindakan-tindakan agresif yang kontraproduktif. Para praktisi tarbiyah mesti menyadari urgensi siasat jangka panjang dan penjagaan determinasi dalam dakwah. Oleh karena itu, produk dari tarbiyah adalah insan yang tegas dalam prinsip, memiliki determinasi yang tinggi, sabar dan ulet, serta tidak dapat diprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan kontraproduktif. Sudahkah kita tarbiyah?

3. Kita sudah tarbiyah jika kita menjadi pribadi yang proaktif
Kita tarbiyah ketika proaktif dalam hal-hal yang bermanfaat. Penanggung jawab proses pemberdayaan adalah murabbi dan memang tidak dapat digeser kepada pihak lain. Tetapi, pernyataan tersebut tidak dapat diartikan sebagai hujah bagi sikap pasif mad’u.

Nabi Muhammad Saw. berpesan, ”Bersungguh-sungguhlah kamu dalam hal yang memberikan manfaat dan janganlah kamu lemah/mudah menyerah.

Sebuah kemanfaatan mesti kita upayakan dengan sungguh-sungguh. Sedangkan dengan segenap upaya saja belumlah pasti kita berhasil, apalagi mengharapkan kebaikan dengan cara pasif. Kesempatan belajar, kesempatan bisnis atau penghasilan, dan kesempatan-kesempatan lainnya tidak boleh disia-siakan hanya karena belum mendapat’restu’ dari murabbi. Atau kita berpangku tangan menunggu wasilah-wasilah (sarana) yang direkomendasikan oleh murabbi. Hanya mengonsumsi wasilah yang direkomendasikan dalam suasana kompetisi yang sedemikian tinggi adalah sikap pasif yang pada gilirannya akan merugikan praktisi tarbiyah. Rekomendasi memang diperlukan dan syura memang harus dilakukan, tetapi kedua hal tersebut bukan alasan untuk tidak proaktif. Justru syura akan dinamis dan rekomendasi akan bervariasi jika peserta syura melakukannya dengan proaktif. Lalu sudahkah kita tarbiyah?

4. Kita sudah tarbiyah jika menjadi pribadi yang memiliki sikap mawas diri
Kita tarbiyah ketika tidak mudah menyalahkan orang hin. Bahkan sebaliknya, di lembaga tarbiyahlah kita mengembangkan sikap mawas diri. Karena, komunitas tarbiyah adalah komunitas manusia dengan segenap keunggulan dan sekaligus kelemahannya. Interaksi kemanusiaan ini memang potensial menonjolkan kelemahan orang lain dan menyembunyikan kelemahan diri.

Gajah di pelupuk mata memang kerap kali tampak terlampau kecil. Sebaliknya, kuman atau bahkan ‘bayi kuman’ orang lain tampak jelas di depan mata. Tarbiyah mengantarkan seseorang untuk sadar akan pentingnya berinstitusi atau berjamaah dalam menegakkan agama; sebuah kesadaran bahwa tulang punggung dan pundaknya tidak akan kuasa menanggung beratnya beban dakwah ini seorang diri. Namun, kesadaran ini juga mesti diikuti dengan kesadaran bahwa sebuah jamaah atau institusi dakwah apa pun adalah institusi manusia dengan segenap kemanusiaannya. Ada keunggulan di sana, ada kecerdasan, ada kehebatan, tetapi juga berserak kealpaan, keteledoran, ego, dan juga kepentingan individual. Tarbiyah menjadikan seseorang memiliki kesadaran bahwa berjamaah atau berorganisasi tetaplah lebih baik daripada sendiri dengan kelemahan dan keunggulan pribadi. Proses tarbiyah dengan segenap sarananya haruslah sangat dekat dengan pelajaran-pelajaran mawas diri dan tidak mudah menyalahkan orang lain serta memiliki kecukupan sarana latihan untuk menekan sifat takaburnya terhadap orang lain.

5. Kita sudah tarbiyah jika menjadi pribadi yang mandiri
Kita tarbiyah ketika menjadi insan yang mandiri dan merdeka, bukan manusia yang tergantung pada orang lain. Fakta empiris menyajikan data bahwa para pahlawan kita memiliki jiwa merdeka yang membangkitkan energi besar dalam perjuangannya. Muhammad Saw. adalah sosok yang mandiri dan merdeka, jauh dari intervensi siapa pun. Demikian pula para sahabat Nabi yang tercinta, tidak terkecuali sahabat yang dulunya dikenal sebagai budak. Yasir, Bilal bin Rabah, dan Sumayah bukan lagi insan yang mudah diintervensi oleh tuannya sekalipun ketika berhadapan dengan prinsip yang mereka yakini. Penjajahan nafsu atas jiwa manusia merupakan bahaya laten. Jiwa sangat mungkin tunduk oleh harta benda, jabatan, fasilitas, atau lainnya. Apakah kita pribadi yang mandiri? Sudahkah kita tarbiyah dengan menjadi pribadi yang mandiri?

Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, hati yang diisi dengan hal-hal yang buruk akan menyebabkan pola pikir dan pola gerak seseorang menjadi tidak teratur dan rapuh. Misalnya saja, hati seseorang diisi dengan dengki terhadap kenikmatan mobil baru saudaranya. Maka pola pikir seseorang yang hatinya dijajah oleh kedengkian menjadi tidak teratur, tidak produktif, dan pola geraknya pun menjadi rapuh. Segenap potensi pikir dan geraknya terfokus pada saudaranya dan menjadi sangat sensitif terhadap hal itu. Pada akhirnya, hidupnya menjadi tidak produktif karena terjadi kemubaziran potensi diri.

6. Kita sudah tarbiyah jika kita adalah sosok yang berperasaan, tetapi tidak emosional
Kita tarbiyah ketika tarbiyah menjadikan hati dan perasaan kita hidup tanpa terjebak dalam sikap emosional. Kita juga siap menghadapi ujian dan tidak cengeng menghadapi ujian, serta tidak mudah terpukul oleh sebuah kegagalan. Emosi keagamaan adalah sebuah energi yang mendorong untuk berperilaku serba religi. Sedangkan sikap emosional dalam beragama adalah ekspresi yang tidak menguntungkan dan biasanya ditimbulkan oleh pribadi yang tidak siap menghadapi kenyataan.

Konon, dalam menyongsong setiap pertempuran, para samurai selalu menyiapkan diri untuk kalah. Meski kenyataannya justru sering berbeda, karena lawan-lawan merekalah yang kerap kali harus tunduk di tangan para samurai Jepang ini. Demikian pula, para syuhada dalam menyongsong syahid. Hidup mulia atau mati syahid menjadikan mereka tak gentar menyongsong kematian. Meski kenyataannya, sering kali sebaliknya. Sebagian para sahabat bahkan harus menunggu-nunggu kapan syahid menyongsongnya. Emosionalkah kita?

7. Kita sudah tarbiyah jika kita sanggup belajar dari kesalahan
Sebagai manusia, manusia tertarbiyah tentu tetap tidak terbebas dari kesalahan. Ia tetaplah manusia yang mungkin salah. Justru penyikapan seseorang terhadap kesalahan yang dilakukannya itulah yang menjadi indikasi apakah ia tarbiyah atau tidak.

Seseorang yang tertarbiyah adalah seseorang yang menjadikan kesalahan yang dilakukannya sebagai salah satu cara untuk belajar. Terpukul dan sakit adalah hal yang wajar ketika seseorang melakukan kesalahan. Hal yang tidak wajar adalah perasaan sakitnya membunuh kemampuan belajarnya. Ketika kemampuan belajarnya telah mati maka kemampuan untuk berubahnya pun menjadi sirna.

Kita sudah tarbiyah jika kita adalah manusia yang siap menghadapi segala sesuatu di masa depan. Menghadapi sesuatu di masa depan pasca kesalahan memang tidak
sederhana. Krisis kepercayaan diri, berkurangnya kepercayaan dari lingkungan, dan ketakutan adalah hal-hal yang traumatis dan tidak mudah untuk menghadapinya. Namun, kita harus bertanggung jawab dengan menjawab pertanyaan,’sudahkah kita tarbiyah’ dengan menjadi pribadi yang sanggup belajar dari kesalahan.

8. Kita sudah tarbiyah jika hidup di masa sekarang, bersikap realistis, dan berpikir relatif
Kita tarbiyah ketika kita tidak menjadi bagian dari masa lalu; mampu bersikap realistis, berpikir secara relatif, dan tidak mutlak-mutlakan, serta memiliki kepercayaan yang tinggi. Dunia kita ini tidak hitam putih. Tidak ada sosok, oknum, maupun institusi yang serba putih, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, yang dibutuhkan dunia adalah pribadi yang mampu berpikir realistis dan memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan konsep atau idealismenya di dunia ini. Menghakimi atau menuding sebagian pihak oleh pihak yang lain akan lebih banyak menghasilkan kenikmatan beragama secara sepihak. Sedangkan di sisi yang lain, dunia tidak merasakan kemanfaatan dari implementasi sebuah idealisme. Oleh karena itulah mengapa ditargetkan agar tarbiyah menghasilkan da’i bukan menghasilkan hakim. Maka sudahkah kita tarbiyah?


24 November 2010

Jika memang engkau Ikhwan sejati

2 comments


oleh Sujiratul Aulia pada 23 November 2010 jam 7:54
dan oleh Amy Herda pada 19 November 2010 jam 15:31


Jika memang engkau Ikhwan sejati



Jangan pernah engkau tebarkan pesonamu hanya untuk mencuri hati,

Jangan engkau berkata-kata mulia jika hanya untuk menarik simpati,

Jangan curahkan rasa dan cintamu kepada orang yang belum tentu akan engkau nikahi,

Karena sungguh semua itu akan menyakiti,

Yang ada hanya harapan yang tak akan berujung arti,



Jika Memang Engkau Ikhwan Sejati



Jangan berikan harapan kepada orang yang belum tentu engkau nikahi.

Tahukan engkau apa Yang mereka rasakan, penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap...Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi...



Jika Memang Engkau Ikhwan Sejati



Tak akan mau membuat kekhawatiran yang amat sangat kepada Akhwat yang engkau cintai, yang resah akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…



Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…



Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan...



Alangka kasihannya jika engaku berhasil mencuri hati…Karena yang ada adalahpenderitaan…



Jika Memang Engkau Ikhwan Sejati



Jadilah Pahlawan bagi mereka agar mampu menjaga Cinta Suci Illahi dengan menyandang status Suami..

Datangi mereka dengan cinta dan ikatan nan suci..

Atau engkau harus selalu menjaga hati tak akan mengucapkan kata cinta atau pun tebar pesona..

Jangan bilang cinta kalo kita masih setengah hati mencintai. Jangan pernah ucapkan kata cinta jika kita masih tak bisa memberikan pengorbanan terbesar dalam hidup kita demi yang kita cintai.





Jika Memang Engkau Ikhwan Sejati



Janganlah menyakiti

Janganlah menanam harapan-harapan yg tak berujung arti

Jangan engkau mengaku cinta sebelum menyelami

18 November 2010

Ta'aruf dengan Imam Muslim sang Perawi Hadist Shahih

2 comments
Penghimpun dan penyusun hadits terbaik kedua setelah Imam Bukhari adalah Imam Muslim. Nama lengkapnya ialah Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Ia juga mengarang kitab As-Sahih . Ia salah seorang ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal hingga kini. Ia dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H. menurut pendapat yang sahih sebagaimana dikemukakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya ‘Ulama’ul-Amsar.


Kehidupan dan Lawatannya untuk Mencari Ilmu

Ia belajar hadits sejak masih dalam usia dini yaitu mulaii tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz Irak Syam Mesir dan negara-negara lainnya.
Dalam lawatannya Imam Muslim banyak mengunjungi ulama-ulama kenamaan untuk berguru hadits kepada mereka. Di Khurasan ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan. Di Irak ia belajar hadits kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas’Abuzar; di Mesir berguru kepada ‘Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya dan kepada ulama ahli hadits yang lain.
Muslim berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H. Di waktu Imam Bukhari dating ke Naisabur Muslim sering datang kepadanya untuk berguru sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli.

Muslim dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadits dalam Sahihnya yang diterimanya dari Bukhari padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalan Sahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.

Wafatnya

Imam Muslim wafat pada Minggu sore dan dikebumikan di kampung Nasr Abad salah satu daerah di luar Naisabur pada hari Senin 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun.


Guru-gurunya

Selain yang telah disebutkan di atas Muslim masih mempunyai banyak ulama yang menjadi gurunya. Di antaranya Usman dan Abu Bakar keduanya putra Abu Syaibah; Syaiban bin Farwakh Abu Kamil al-Juri Zuhair bin Harb Amr an-Naqid Muhammad bin al-Musanna Muhammad bin Yassar Harun bin Sa’id al-Ayli Qutaibah bin Sa’id dan lain sebagainya.


Keahlian dalam Hadits

Apabila Imam Bukhari merupakan ulama terkemuka di bidang hadits sahih berpengetahuan luas mengenai ilat-ilat dan seluk beluk hadits serta tajam kritiknya, maka Imam Muslim adalah orang kedua setelah Imam Bukhari baik dalam ilmu dan pengetahuannya maupun dalam keutamaan dan kedudukannya.
Imam Muslim banyak menerima pujian dan pengakuan dari para ulama ahli hadits maupun ulama lainnya. Al-Khatib al-Baghdadi berkata “Muslim telah mengikuti jejak Bukhari memperhatikan ilmunya dan menempuh jalan yang dilaluinya.” Pernyataan ini tidak berarti bahwa Muslim hanyalah seorang pengekor. Sebab ia mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri dalam menyusun kitab serta metode baru yang belum pernah diperkenalkan orang sebelumnya.

Abu Quraisy al-Hafiz menyatakan bahwa di dunia ini orang yang benar-benar ahli di bidang hadits hanya empat orang; salah satu di antaranya adl Muslim . Maksud perkataan tersebut adl ahli-ahli hadits terkemuka yang hidup di masa Abu Quraisy sebab ahli hadits itu cukup banyak jumlahnya.


Karya-karya Imam Muslim

Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya di antaranya:
Al-Jami’ as-Sahih, Al-Musnadul Kabir, Kitabul-Asma’ wal-Kuna, Kitab al-’Ilal, Kitabul-Aqran, Kitabu Su’alatihi Ahmad bin Hambal, Kitabul-Intifa’ bi Uhubis-Siba’, Kitabul-Muhadramin, Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahid, Kitab Auladis-Sahabah, Kitab Awhamil-Muhadditsin, dan Kitab Sahih Muslim.
Di antara kitab-kitab di atas, yang paling fenomenal dan sangat bermanfat luas serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al-Jami’ as-Sahih atau terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.

Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan membandingkan riwayat-riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedeemikian rupa maka lahirlah kitab Sahihnya.
Bukti kongkret mengenai fenomenal kitab itu ialah suatu kenyataan di mana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan bahwa ia pernah berkata “Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits.”

Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah yang berkata “Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadits.”
Dalam pada itu Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz bahwa jumlah hadits Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadits. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan yaitu bahwa perhitungan pertama memasukkan hadits-hadits yang berulang-ulang penyebutannya sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadits-hadits yang tidak disebutkan berulang.

Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya “Tidak tiap hadits yang sahih menurutku aku cantumkan di sini yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama hadits.”

Imam Muslim pernah berkata sebagai ungkapan gembira atas karunia Allah swt yang diterimanya “Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini.”

Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yang diriwayatkan dalam Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut “Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini melainkan dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alasan pula.”

Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul tiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah Sahih Muslim yang sudah dicetak sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.

Sumber:
1. Kitab Hadis Sahih yang Enam Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, Al-Islam
Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
2. al_islam.chm

7 November 2010

Bauran Konsep Komunikasi Pemasaran

1 comments
Setelah diolah dari berbagai sumber...Alhamdulilah untuk pertama kalinya , ana membuat tulisan yang sesuai dengan studi yang sedang saya tempuh. hehehehe....Afwan, jujur kalau ada yang bagus itu hasil dari copy paste dr teory yang ada. tapi kalau ada yang jelek itu dari tulisan ana pribadi, well selamat menyelami ilmu pemasaran...


Setiap era selalu ada trend  baru yang menuntut ilmu pemasaran terus berkembang, kecanggihan teknologi serta banyaknya penemuan baru menciptakan kondisi yang memaksa ilmu pemasaran ikut berkembang demi menemukan solusi dalam memasarkan berbagai barang dan jasa. Makalah ini berusaha menyajikan beberapa informasi tentang konsep dalam komunikasi pemasaran dari sejak pertama kali di rumuskan.
Konsep dasar dari komunikasi pemasaran  yang menjadi awal perkembangan konsep komunikasi pemasaran :
1.Product (Produk)
2.Price (Harga)
3.Place (Tempat, Distribusi)
4.Promotion (Promosi)
Seiring kemajuan masa, komunikasi pemasaran mengenai 4P ini dijabarkan lagi menjadi beberapa konsep, konsep dasar dari strategi promosi tersebut yaitu:
Promotion Strategy (5)
1.Periklanan
Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.

2.Promosi Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

3.Hubungan masyarakat dan Publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

4.Penjualan secara pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

5.Pemasaran langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.



Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar makin ketat, berkembangannya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosi di rumuskan menjadi:

1.Advertising
2.Consumer sales promotion
3.Trade Promotion and Co-marketing
4.Packaging, Point-Of-Purchase
5.Personal Selling
6.Public Relations
7.Brand Publicity
8.Corporate Advertising
9.The internet
10.Direct marketing
11.Experiantial Contact: Events, Sponsorship
12.Customer Service
13.Word of Mouth
Berikut penulis akan memaparkan satu persatu  kelebihan dan kekurangan dari konsep-konsep tersebut.
I.          Advertising (Periklanan)
Kelebihan Dan Kekurangan Media Iklan
1.Media Eletronik
1.a. T
elevisi ( TV )

·      Kelebihan :
Dapat dinikmati oleh siapa saja.
Dapat menjangkau daerah yang luas.
Waktu siarannya sudah tertentu.
Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar ( yang bergerak ).
Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan.
Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membacaseperti pada media cetak. Dengan gambar-gambar, semua orang sudah cukup mengerti maknanya.
·      Kekurangan :
Biaya relatif tinggi.
Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat).
Khalayak yang selektif (tidak setajam media lainnya kemungkinan menjangkau segmen tidak tepat karena pemborosan geografis).
Kesulitan teknis.
Tidak semua tempatdapat dicapai gelombang penyiaran televisi.
Tidak semua orang memiliki pesawat televisi melihat harganya yang relatif mahal.
1.b. Radio

·      Kelebihan :
Biayanya relatif rendah (dalam artian hardware-nya serta dalam produksi siarannya)
Dapat diterima oleh siapa saja.
Dapat menjangkau daerah yang cukup luas.
Bersifat Auditif
1.Lebih leluasa dalam penyampaian pesan-pesannya tanpa banyak varian-variannya. 2.Menimbulkan audio imaginatif. Efek yang ditimbulkan lebih dahsyat dari pada efek visual.
Daya tembus yang besar tidak mengenal rintangan. Radio yang menggunakan gelombang SW, MW, mempunyai kemampuan penetrasi area yang luas sehingga pesan yang disampaikan dapat mengatasi jarak, ruang dan waktu.
Merupakan sarana yang cepat dalam menyebarluaskan informasi .
Radio dapat diterima dan didengar di areal tanpa listrik atau tidak selalu membutuhkan daya listrik.
Praktis (portable dapat di bawa kemana-mana) dan audience selectivity.
Mengatasi buta huruf artinya para pendengar radio tidak dituntut untuk bisa membaca.
·      Kekurangan :
Waktunya terbatas.
Tidak mengemukakan gambar.
Pendengar sering kurang mendengarkan secara penuh karena diselingi melakukan pekerjaan lain.
Noise Faktor (khusus gelombang MW dan SW)
Sulit untuk menyampaikan pesan-pesan yang kompleks
Alternatif audiance dalam pemilihan stasiun lebih banyak ( persaingan yang ketat )
Sekilas dengar atau bersifat auditif saja sedangkan televii lebih lengkap.
Tidak dapat di gunakan untuk menyampaikan acara yang abstrak dan komples (rumit)
Radio adalah termasuk media yang time organized, sehingga untuk penataan program acaranya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Untuk penyampaian pesan yang bersifat informatif maka maximum durasinya adalah 15 menit.
Untuk acara yang bersifat entertainment bisa sampai 30 s.d 45 menit.
2. Media Cetak
2.a. K
oran ( Surat Kabar )

·      Kelebihan :
Biasanya relatif tidak mahal.
Fleksibel (lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar yang mempublikasikan (apakah lokal, regional ataukah nasional) berkaitan dengan khalayak yang dijadikan sasaran iklan). Dapat dinikmati lebih lama.  Market coverage ; surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan wilayahnya. Comparison shooping ; surat kabar sering digunakan sebagai bahan acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa. Positive consumer attitude ; aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca.
·      Kekurangan :
Mudah diabaikan
serta cepat basi. Contoh : Short life span ; meski jangkauannya luas dan massal serta dapat didokumentasikan, pembaca surat kabar hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta umumnya hanya sekali saja membacanya. Selain itu usia informasinya hanya 24 jam setelah itu sudah dianggap basi. Clutter ; Jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman isi pesan iklan oleh pembacanya.
Limited coverage of certains group ; beberapa kelompok tertentu tidak bisa dijangkau oleh surat kabar, misal kelompok masyarakat menengah ke bawah atau masyarakat usia di bawah 15 tahun.
Products that don’t fit ; beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan menggunakan surat kabar karena memerlukan demonstrasi atau memerlukan pertimbangan tertentu. Contoh iklan BH atau iklan peralatan olah raga.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
2.b. Majalah

·      Kelebihan :
Dapat dinikamti lebih lama (long life span)
Pembacaannya lebih selektif.
Dapat mengemukakan gambar yang menarik (Kualitas Visual).
Khalayak sasaran; salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan dengan
media lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar tertentu
yang terspesialisasi.
Penerimaan khalayak; kemampuan mengangkat produk-produk yang
diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestige
majalah yang bersangkutan.
·      Kekurangan :
Biaya lebih relatif tinggi (mahal).
Fleksibilitasnya rendah (terbatas).
Distribusi
Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga hanya menumpuk di rak-rak toko. Ada juga majalah yang tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat. Di beberapa daerah tertentu yang daya belinya tinggi namun sulit dijangkau, majalah sering tidak ada.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
3. Media luar ruang ( Outdoor) )
3.a. B
illboard

·      Kelebihan :
Relatif Murah
Media luar ruang / billboard sesungguhnya memerlukan pembiayaan yang relatif murah karena berlaku selama 1 tahun untuk sekali kontrak/pembayaran.
Penjadwalan Fleksibel
Penjadwalan / penempatan media luar ruang relatif fleksibel karena dapat ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap paling tepat untuk suatu produk yang akan diiklankan.
Mengingatkan produk secara terus-menerus
Billboard yang dipasang pada lokasi-lokasi strategis seperti perempatan jalan memiliki terpaan secara terus-menerus bagi pengguna jalan yang melewatinya.
Mengajak langsung membeli
Dengan ukuran yang besar dan pencahayaan yang sempurna billboard bahkan dapat menarik setiap pengguna jalan. Dampak yang jauh adalah mampu mempengaruhi langsung untuk mencoba atau membeli produk yang diiklankan dalam billboard.
Potensi Kreatif
Media luar ruang memiliki fleksibilitas pengembangan kreatifitas sesuai dengan kemampuan praktisi-praktisi kreatif.
·      Kekurangan :
Pesan Terbatas
Karena waktu baca / penglihatan yang sekelebat, pesan-pesan pada media luar ruang dibuat sangat terbatas atau singkat.
Tidak efektif bagi pengendara mobil
Pengendara mobil yang membutuhkan konsentrasi penuh, kadang-kadang mengesampingkan berbagai hal yang ia lewati, termasuk billboard yang mengiklankan produk tertentu, apalagi membaca secara jelas.
Kendaraan umum yang penuh sesak
Dalam kota-kota besar seperti Jakarta, di mana kendaraan umum adalah sarana transportasi bagi sebagian besar masyarakat, menyebabkan kondisi yang penuh sesak dan menyulitkan untuk sekedar melihat ke luar kendaraan.
Sasaran Pengrusakan
Media-media luar ruang rentan terhadap pengrusakan dari masyarakat yang tidak menyenangi adanya media iklan yang dipasang.
3.b. Poster

·      Kelebihan :
Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca. Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.
Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Membuat informasi yang cukup lengkap.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain.

·      Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual, ia memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
3.c. Spanduk

·      Kelebihan :
Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca. Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.
Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Media ini tahan lama dan dapat dilihat dari jarak jauh.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain.
·      Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual, ia memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
3.d. Flyer

·      Kelebihan :
Dari segi biaya relatif murah Media ini dan berisi informasi yang lengkap, serta mudah dibawa.
Dapat memberi gambarankan gambaran yang ditawarkan perusahaan.
Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca. Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.
Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain.
Penyerapan informasi lebih menyeluruh, karena ada kesempatan bagi komunikan untuk mempertimbangkan secara kritis apa makna informasi yang di baca.
·      Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian.
Karena tidak bersifat auditif dan visual, ia memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
Orang cenderung mengabaikan informasi yang diberikan apabila bentuk flyer kurang menarik.
II.          Consumer sales promotion (Promosi Penjualan Konsumen)
Promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi pemasaran, selain daripada periklanan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat, dimana insentif jangka pendek memotivasi konsumen dan anggota saluran distribusi untuk membeli barang atau jasa dengan segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah.
·      Kelebihan :
Komunikatif
Mampu menciptakan respon audiens terhadap perusahaan
·      Kekurangan :
Hanya untuk pasar baru
III.          Trade Promotion and Co-marketing
Adalah konsep pemasaran dengan pola partnership demi akselersi penjualan, atau popular dirumuskan dengan ASA (Aksi +  Sinergi = Akselerasi), jadi dalam menjalankan aktivitas pemasaran partner memegang pernanan penting dalam mendongkrak penjualan contoh : Marylin Monroe yang mengukir tattoo mercy di pipinya.
·      Kelebihan : dengan menciptakan ikon produk tau partner , maka produk dengan cepat terkenal
·      Kekurangan : Manakala imej partner atau ikon jatuh, maka produk kita yang sudah identik dengan ikon tersebut akan ikut-ikutan jatuh.  
IV.          Packaging, Point-Of-Purchase

Konsep pemasaran yang menekankan kepada tampilan produk atau kemasan produk demi memikat pelanggan, sehingga menimbulkan niat bagi konsumen untuk membeli.

·      Kelebihan : dengan membuat kemasan yang berbeda maka akan membuat produk terlihat berbeda sehingga mengundang perhatian konsumen

·      Kekurangan : membuat biaya produksi naik sehingga memperbaiki harga, dan hal ini sangat bahaya untuk produk dengan permintaan elastic, sebab jika harganya sedikit saja berbeda dengan atau lebih tinggi maka akan mempengaruhi permintaan.


V.          Personal Selling

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

·      Kelebihan : Personal selling melibatkan komunikasi secara langsung dengan konsumen potensial, sehingga lebih bisa membujuk daripada alat-alat promosi lain.
1)   Proses komunikasi face-to-face menjadikan konsumen potensial lebih memperhatikan pesan dari komunikator.
2)   Personal selling dapat mendesain cara penyampaian pesan yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi audience.
3)   Dalam personal selling terjadi komunikasi dua arah, sehingga dapat memungkinkan adanya dialog interaktif antara salesperson dengan konsumen.
4)   Personal selling lebih memungkinkan untuk menyampaikan pesan yang kompleks mengenai suatu produk yang tidak dapat disampaikan melalui iklan.
·      Kekurangan
1)   Hanya dapat menjangkau sedikit konsumen potensial
2)   Relatif mahal
3)   Sulitnya mendapatkan salesperson yang memiliki kualifikasi sesuai kebutuhan perusahaan

VI.          Public Relations
Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:
a.         Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b.         Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c.         Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
d.        Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e.         Mendukung bauran pemasaran.
Kelebihan dan Kekurangan
·      Kelebihan
1)   Lebih terpercaya karena berasal dari lembaga formal atau orang yang dikenal
2)   Mampu menciptakan Susana yang dramatif
·      Kekurangan
Karena sumber informasi bukan dari internal, maka sulit dikendalikan perusahan



VII.          Brand Publicity

Merupakan konsep pemasaran yang memanfaatkan publikasi media massa untuk mendongkrak popularitas produk. Biasanya dengan cara membuat berita unik dan langkah hingga kemudian menjadi bahan liputan media massa. Contohnya : Tung Desem Waringin yang me-launching bukunya dengan cara membuat arak-arakan keliling kota dengan nasi duduk sehingg mengundang pehatian media massa untuk meliput.

·      Kelebihan :   Tidak memerlukan banyak biaya, produk lebih cepat dikenal karena kemunculannya yang unik lewat media massa.

·      Kekurangan : informasi yang diberitakan tidak tersampaikan secra utuh, dan akan banyak dipengaruhi oleh berita lain, apalagi jika berita hasil publikasi tersebut bukan headline.

VIII.          Corporate Advertising

Disamping mengkiklankan suatu produk, adalakanya sebuah perusahaan harus juga diiklankan dan diperkenalkan ke masyarakat luas, ini sebagi upaya untuk menciptakan “Sense of Belonging” atau rasa kepemilikan yang tinggi terhadap perusahaan penghasil produk. Contoh : PT.Chevron , yang meluncurkan iklan yang menggambarkan profil company mereka, atau juga kita biasa melihat di metro tv khususnya di bagian advertorial

·      Kelebihan : membuat imej perusahaan kuat di benak konsumen, sehingga ketika perusahaan tersebut men diversifikasi produknya maka konsumen yang sudah loyal terhadapa perusahaan tadi akan menerima produk baru tersebut.

·      Kekurangan : Setiap perusahaan ada yang diperkenalkan dengan mengkikutsertakan “Personal Branding” yang merupakan daya tarik atau untuk konsumen, biasanya personal branding tersebut berasal dari sang pemilik perusahaan. Namun disinilah letak kekurangannya, sebab manakala sang pemilik perusahaan imej atau popularitasnya jatuh maka semua produk dari perusahaan tersebut akan ikut-ikutan jatuh. Contoh : MQ Coorporation yang menonjolkan AA Gym sebagai sosok sentral sebagai daya tarik untuk mengundang konsumen. maka ketika imej AA Gym sedang tidak baik karena poligami, maka usaha-usaha di bawah MQ Coorporation ikut-ikutan gulung tikar.  


IX.          The internet

Internet adalah sumber informasi yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer, sebagian besar penduduk bumi menggunakan internet dan terhubung dengan masyarakt lain di seluruh penjuru dunia, bahkan ada sebagian pengguna internet lebih eksis di dunia maya disbanding di dunia nyata. Ini mengakibatkan perhatian konsumen beralih ke dunia maya. Maka aktivitas pemasaran harus dilakukan lewat internet. Maka muncullah istilah e-commerce yang dalam bentuknya berupa website perusahaan, blog, dan jejaring social. Contoh : toko penjualan buku online www.amazone.com


·      Kelebihan : Biaya murah bahkan hmpir tidak ada, seperti misalnya kita mempromosikan produk lewat situs jejaring social seperti Facebook, Twitter, Kaskus dan lain sebagainya.

·      Kekurangan : untuk brand perusahaan yang belum terkenal, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menciptakan trust atau kepercayaan konsumen sebab isu penipuan di internet cukup mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan transaksi online. 

X.          Direct marketing

Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat konsumen.

·      Kelebihan
1)   Dengan Direct Marketing diharapkan suatu produk/jasa dapat menjangkau target pasarnya
2)   Biaya yang dikeluarkan jauh lebih efektif mengingat penjualan yang dilakukan adalah penjualan yang berulang (repeat sales) dengan target pasar yang cukup jelas
3)   Direct marketing dapat dilakukan melalui berbagai jenis bentuk media
4)   Dengan Direct Marketing akan mudah dihitung respon yang muncul dari kegiatan marketing disamping dapat mempermudah pembuatan anggaran promosi
5)   Dengan direct media, feedback dapat diperoleh langsung dari konsumen
6)   Dengan Direct Marketing, kegiatan riset harga, promosi, dan penentuan waktu dapat dengan mudah dilakukan
7)   Dengan menggunakan direct media pesan yang disampaikan dapat dikustomisasi untuk konsumen yang dituju
8)   Database konsumen dapat dengan mudah dibentuk dalam Direct Marketing sehingga dapat diraih penjualan yang berulang dari satu pelanggan
9)   Kesempatan untuk membentuk hubungan jangka panjang dengan konsumen dapat dilakukan melalui database konsumen yang sudah ada
10)    Database konsumen dapat digunakan untuk membuat profil konsumen, membagi konsumen dalam berbagai segment, mengumpulkan informasi tentang suatu produk/jasa dan bahkan mencari alasan seseorang membeli produk/jasa atau tidak
·      Kekurangan
1)   Direct Marketing yang dilakukan lewat pengiriman surat misalnya, konsumen yang ditelepon setiap saat ataupun penawaran lewat sales dapat menimbulkan citra negatif dimata konsumen terutama saat konsumen membutuhkan privacy atau tidak mau diganggu
2)   Tingkat ketepatan daftar yang digunakan untuk menunjuk target market yang dituju terkadang terlalu rendah, karena daftar yang digunakan tidak sesuai dengan target market yang disasar oleh perusahaan
3)   untuk melaksanakan Direct Marketing diperlukan fasilitas dan sarana yang cukup memadai misalnya fasilitas telepon on-line, SDM yang handal dan menguasai informasi suatu produk/jasa dimana perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan fasilitas tersebut
4)   Semakin lama harga-harga untuk iklan yang menggunakan media direct mail makin mahal, sehingga banyak yang beralih menggunakan media internet
XI.          Experiantial Contact: Events, Sponsorship

Konsep pemasaran yang menarik perhatian konsumen dengan cara menciptakan pengalaman dalam menggunakan produk kita, atau dengan kata lain yang dtonjolkan bukan lagi produknya, melainkan “pengalaman” menggunakan produk tersebut. Contoh : Saung Mang Ujo Bandung yang menjual pengalaman menyaksikan pertunjukan sekaligus memainkan angklung sebagai sarana untuk menarik konsumen datang ketempatnya, bahkan sejak saung mang ujo memploklamirkan diri sebagai Pusat kebudayaan angklung Indonesia, konsumen nya tidak hanya datang dari dalam negri bahkan dari seluruh penjuru dunia, padahal saung mang ujo tidak pernah beriklan besar-besaran.

·      Kelebihan : konsumen dengan cepat akan tertarik untuk membeli sebab pengalaman menggunakan atau mengkomsumsi produk tersebut membuat mereka rela membayar sekalipun mahal.

·      Kekurangan : dengan menjual pengalaman atau lifestyle maka segmentasi pasar akan terbatas hanyak kepada konsumen yang sesuai dengan segmen tersebut.

XII.          Customer Service

Untuk usaha-usaha yang paham betul pada kelengkapan informasi produk untuk meyakinkan konsumen maka mereka akan menekankan pantingnya CS atau costumer service, sebab CS bisa menjalankan fungsi sebagai juru bicara internal perusahaan dalam menjelaskan produk, bahkan bisa mengubah persepsi konsumen yang tadinya skeptic terhadap produk yang kita miliki.

·      Kelebihan : menjadi garis terdepan dalam mendengar dan menerima berbagai kondisi konsumen mulai dari ketidakpuasaan, keluhan hingga menjawab rasa keingin tahuan konsumen. sehingga persepsi konsumen bisa diukur dan terkontrol.

·      Kekurangan : menambah beban biaya operasional

XIII.          Word of Mouth
Konsep Pemasaran yang jenius adalah pemasaran yang bisa menciptakan kondisi dimana yang menjual suatu produk bukan lagi si penjual, akan tetapi produk itu sendirilah yang menjual dirinya. Bagaiman caranya? Tentu dengan menciptakan kondisi yang dimana kita berhasil memuaskan keinginan pelanggan sehingga timbul loyalitas lalu kemudian pelanggan-pelanggan tersebut mengundang pelanggan yang lain lewat isu dari “mulut ke mulut” inilah yang dinamakan “word of mouth” dan ini lebih efektif daripada menghabiskan dana yang besar hanya untuk beriklan lewat media massa. Sebab rekomendasilah yang bisa sangat berpengaruh terhadap keputusan pelanggan untuk membeli. Contoh : Barack Obama yang dengan cepat mendongkrak popularitasnya dalam pemilu presiden AS kemarin dengan konsep kampanye mulut ke mulut.
·      Kelebihan : produk dengan cepat laris manis di pasaran serta menciptkan daya beli yang besar
·      Kekurangan : produk juga dengan cepat dapat ditingglkan pelanggan manakala isu yang dibicarakan dari mulut ke mulut tersebut merusak imej perusahaan atau produk kita.

Demikian beberapa penjelasan konsep bauran pemasaran yang saat ini sedang terjadi dan di jalankan oleh hampir semua korporat modern untuk tetap bisa bersaing dalam merebut hati pelanggan. Namun adapula yang collapse sebab tidak pekanya korporat-korporat tersebut terhadap perkembangan ilmu pemasaran.
Semoga apa yang penulis susun bisa mendatangkan manfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan bagi pelaku dan orang-orang yang mengkaji ilmu pemasaran.
Sekian dan terima kasih
Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa barokatuh.