17 Juli 2016

Qismul Amni atau bagian keamanan Gontor


Dalam kultur pondok yang militeristik seperti Gontor maka kedisplinan adalah inti dari berjalannya sistem. Bagian yang menjaga sistem untuk tetap pada khittah-nya bernama "qismul amni" atau bagian keamanan. Merekalah yang menegakkan aturan, menindak santri yang melanggar hingga memberikan iqob atau hukuman. Model iqobnya bermacam-macam seperti membersihkan dapur, WC umum, menghafal kosa kata dan hukuman paling fatal adalah dicukur botak dan dipecat sebagai santri karena tiga pelanggaran berat : mencuri, menyontek, berkelahi.
Membedakan santri petugas qismul amni dengan santri biasa adalah letak menggantungkan sejadahnya, mereka menggantungnya disebelah kiri sedang keumuman santri di sebelah kanan dan terlarang bagi santri biasa mengubah posisi sajadah. Ini standar sakral yang tidak boleh diganggung gugat.


Hal menarik dari qismul amni ini adalah aspek wibawa mereka di mata santri biasa. Tanpa kata hanya dengan isyarat dan tanda, santri sudah mafhum instruksinya. Misalnya jelang 10 menit azan sholat berkumandang maka qismul amni selalu melakukan ritual menaruh sepeda di depan masjid seperti pada gambar ini sambil berdiri mengedarkan pandang, menenteng map merah yang berisikan daftar pelanggaran santri. Santri biasa yang dari jauh melihat petugas qismul amni langsung bergegas berlarian kecil menuju masjid.
Wibawa seperti ini dalam sistem pendidikan klasik dibangun dengan kekerasan fisik yang dimitoskan seperti tempeleng atau tendangan putar, namun seiring berjalannya waktu dengan modernisasi pendidikan pondok maka wibawa ini terbangun cukup dengan aspek keteladanan dan keilmuan. Santri senior disegani karena keteladanan dan keilmuan mereka.
Mahasiswa senior di perguruan tinggi ataupun siswa senior di sekolah umum boleh mencontoh cara ini, membangun wibawa dan pendidikan karakter tanpa perlu menyelenggarakan ospek atau MOS yang primitif dengan bullying, kekerasan fisik dan verbal, bentak-bentak tidak jelas. Semua model senioritas yang ingin eksis dengan hanya bermodalkan bullying harus dilawan di kampus-kampus perguruan tinggi ataupun di sekolah-sekokah umum.
Dalam gambar terlihat petugas qismul amni sedang berbicara dengan ustadz-ustadz Gontor yang mengendarai motor. Posisi ustadz adalah maqom terhormat dimana semua santri akan berinteraksi dengan sangat sopan dan penuh adab.


0 comments:

Posting Komentar