9 Agustus 2010

Untuk Semua yang bernama Cinta

Mereka yang tak mengenal cinta mencelamu sungguh, cintamu padanya adalah kewajaran.
Mereka bilang, cinta telah membuatmu hina
Padahal kau orang yang paling hafal agama.
Kukatakan pada mereka, mengapa mencelanya.
Karena ia mencintai dan dicintai sang kekasih
Jangan berlagak suci, menyebut cinta sebagai dosa
Bahkan Muhammad pun tak akan mencela para pecinta
Dia tak pernah menghina umatnya yang jatuh cinta.

Ibn Hazm al-Andalusy

Untuk semua yang bernama cinta...

Tafakkurilah ; cinta adalah kekuatan. Cinta bukan kesalahan, dan dia menamakan dirinya energi. Bersama cinta, kekuatan terpancar sempurna. Bernafas seperti dihidupkan, reinkarnasi. Memompa usang hingga terjang. Menyemangati otot, tulang, darah- berdesir bukan main derasnya. Kepalang! Menyemai benih-benih yang berbunga lebih marak dari jamur musim basah. Hujan dan negeri awan-awan perak. Hati, perasaan, atau apalah namanya akan melangkah lebih kapas dan riang. Cinta mewarnai manusia dengan pelanginya sendiri. Pelangi kombinasi yang berwarna lebih dari tujuh, lebih indah dari subuh.
Akui saja; cinta adalah kekuatan. Dia kuat dan tangguh. Hebat! Banyak orang yang angkat tangan setelah setengah mati membumihanguskannya. Cinta itu panas dan lebi bara dari api. Bagaimana strateginya mendebuakan apai dengan api? Salah strategi. Mungkin di afrika, tapi tidak disini. Yang benar saja. Jangan konyol ; don’t be radiculous. Lembaran sejarah bercerita; sesungguhnya orang yang tak mengenal cinta, tidak akan pernah bisa mengalahkan cinta. Bagaimana yang mengenal? Ada kemungkinan. Namun, cinta hanya bisa diatasi, bukan dengan menyalib nyawanya. Kalaulah ada kalanya manusia berhasil membunuh cinta, itu adalah tragedi. Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk yang bersangkutan.

Hidup tanpa cinta ?

Dia pasti sudah kurang waras. Kurang empati – memutuskan untuk berhenti merasakan. Sosiapat; perbandingan 1 dari 25 orang Amerika (mungkin angka ini telah berubah seiring dengan kerusakan masif dan bergerak maju lagi intensif disana). Namun orang-orang seperti itu akan selalu ada. Contoh buruk keinsanan yang menguap. Tuhan menghukumnya karena telah terlalu sombong, dan memberikan perasaan ; tidak terjadi apa-apa. Dia pikir, itu hadiah. Dia kira, itu keistimewaan.
Sama sekali bukan...
Berhati-hatilah; cinta adalah kekuatan. Mungkin ada waktunya cinta menjelma kebalikan. Titik paling lemah, titik paling tolol yang disukai setan. Ya, kekuatan bagi sipa dulu? Dalam kasus tertentu, iblis telah memanfaatkannya. Telah memberdayakannya. Kreatif – harus diakui. Tapi, cinta yang murni tidak akan pernah bisa disalah gunakan. Pastilah nafsu ikut peran. Hanya cinta tertinggi yang sanggup mengalahkan. Cinta melawan cinta? Bisa saja. Dunia, langit. Bumi melawan angkasa. Pertarungan seru hitam dan putih. Akal melawan kemaluan. Kebenaran pasti menang, akan tetapi buakn itu inti persoalan. Siapa yang melawan, apa yang dia gunakan, dan bagaimana dia berjuang adalah indeks-indeks penting. Yang akan dihisab, yang akan diperhitungkan. Nah, pusinglah cinta. Rumit, kusut, seperti perjalanan cinta.

Tersenyumlah; cinta adalah kekuatan. Cinta juga secarang kepedihan. Terkadang dia tidak lebih manis dari ampas jamu. Lebih maja dari empedu. Habbatussauda – konon bisa menyembuhkan berbagai. Namun, tidak memukul rata keadaan ; cinta dan segala tingkah lakunya. Cinta dan segala kenakalannya. Cinta dan segala ulahnya. Cinta bukan terdiri dari huruf C saja. Masih ada I, N , T, dan A. Maka, terimalah cinta apa adanya. Sabar, seluruh komponennya. Resiko memang ada, memang niscaya. Tapi, percayalah ; untuk semua yang bernama cinta, akan ada gnjaran. Setimpal ; sesuci apa, selurus apa.

Cinta adalah kekauatan. Tak perlu banyak sabda untuk mengatakannya...

5 comments:

  1. jd bolehkah aktivis jatuh cinta?

    BalasHapus
  2. Hmm...pertanyaan dilematis...tak ada yang melarang, tapi pandai2 saja mengelolanya. atau puasa saja. Afwan..ana masih belajar juga akh.sampai bertemu di majelis bang andri.

    BalasHapus
  3. cinta adalah fitrah manusia,,,
    siapapun boleh jatuh cinta,,,
    dicintai dan mencintai

    BalasHapus
  4. Dan Cinta itu memberi, apapun bentuknya. Namun yang terpenting proses empati tetap harus berjalan...

    BalasHapus